Senin, 05 Mei 2014

Don't Call Me Juliet (Chapter 5)

Title:             DON’T CALL ME JULIET (PART 5)
Author:         Dean_Pure
Rating:          PG-15
Genre:          Romance, AU
Length:         Chaptered
Main Cast:
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer:   Original Mine!
Note:              Mungkin cerita ini udah
banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me
support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo
dan membosankan. Hope you like it.


           Soojung beristirahat di loby sambil membaca tabloid yang ia beli di kios majalah dalam perjalanan menuju gedung SM, tabloid itu menarik perhatiannya karena terdapat foto berukuran besar yang terpampang hampir memenuhi satu halaman utama media cetak itu. Sekali lagi ia mencerna judul yang membuatnya cemas.

[BREAKING] F(X) LUNA AND FT ISLAND’S LEE HONGKI GO PUBLIC WITH THEIR REAL RELATIONSHIP DURING FILMING WGM


           Artikel itu juga disertai foto mereka yang terlihat bersama usai syuting saat berada di Han River, gelagat mereka memang tampak seperti menghindari keramaian, dengan menggunakan topi hitam dan masker penutup wajah. Foto berikutnya, mereka masuk ke dalam mobil, Lee Hongki yang mengendarainya. Setelah membaca keterangan yang menjelaskan bahwa WGM lah yang membuat mereka saling jatuh cinta dan meresmikan hubungan secara diam-diam, hal ini membuat Soojung semakin gelisah. Jelas ini akan berpengaruh pada penjualan album f(x) yang hanya tinggal menunggu tanggal perilisan. Ia juga mencoba menggali informasi melalui media online dan tidak diragukan lagi, berita tentang hubungan mereka menjadi pencarian nomor satu di Korea. Begitu banyak komentar positif dan negatif yang artis mereka terima. Ia bangkit dan segera menuju ruangan Jihoon Samchon.
           “Jung-ah, kau sudah mendengar pemberitaan itu?” Pamannya menanyakannya saat ia menutup pintu.
           “Samchon, eottokke? Bagaimana kalau ini mempengaruhi came back mereka? Banyak komentar buruk tentang mereka. Ini jelas akan mempengaruhi penjualan saham juga.”
           “Demi Tuhan, kenapa mereka harus terlihat publik?” Jihoon menopang dagunya.
           “Apakah kita harus mengkonfirmasi hubungan mereka?” Soojung bertanya dengan hati-hati.
           “Kau tahu, aku tidak suka berurusan dengan FNC grup.” Jihoon mengehembuskan nafas panjang, tatapannya penuh pertimbangan, raut wajahnya seperti menahan emosi yang terpendam disana. Soojung semakin takut. Ini kesalahannya, harusnya ia tidak menandatangani project itu.
          “Maaf samchon, ini salahku.” Aiissh.. kenapa mereka harus terlibat cinta lokasi? Ia menggigit bibir bawahnya.
          “Ani, sudahlah, yang terpenting, kita harus mengadakan pertemuan dengan FNC, dan merundingkan apakah kita harus mengkonfirmasi hubungan mereka atau tidak. Mengingat hal ini akan mempengaruhi penjualan album, sebaiknya untuk sementara jangan ada yang memberikan statement apapun pada wartawan sebelum ada kata sepakat antara SM dan FNC.”
          Tiba-tiba pintu terbuka tanpa di ketuk terlebih dahulu membuat Soojung yang berdiri disana terkejut. Lee Jonghyun masuk dengan kalut.
          “Jung sassangnim, para wartawan sekarang berkumpul di depan gedung kita menantikan statement dari pihak SM. Apa yang harus kita lakukan?” Jonghyun melihatnya panik.
          “Jangan ada yang memberikan pernyataan apapun. Bagaimanapun caranya, para CEO harus nmenghindari semua wartawan untuk sementara ini. Mengerti?”
         “Ne..” Jonghyun menundukkan kepala, menatap Soojung sekilas kemudian pergi.
         “Kau tidak pergi ke kampus Jungie?” Soojung kembali terkejut saat ia berpikir.
         “Oh? Ne, setelah ini aku ada kelas. Kalau begitu aku pergi.”
         “Berhati-hatilah, hindari wartawan sebisa mungkin.” 

                                                              ---- 0 ----

            “Apa-apaan ini? Cepat panggil Lee Hongki ke ruanganku!” Presiden Kang memerintah sang sekertaris.
            Minhyuk berdiri di ambang pintu melihat ayahnya yang sedang marah mendengar pemberitaan itu. Sekali lagi, berurusan dengan SM Entertainment membuatnya naik pitam. Terlebih pemberitaan itu menyangkut menurunnya penjualan saham mereka karena terlalu banyak komentar buruk pada hubungan idol mereka.
            Awalnya ia ingin membicarakan masalah ini, tapi melihat ayahnya yang sedang marah membuatnya ingin menghindar darinya.
            “Kang Minhyuk, seharusnya kau tidak menerima kontrak itu, sudah ku bilang berkali-kali jangan pernah terlibat kerja sama dengan SM. Kau benar-benar sulit dipercaya!” Ayahnya mengerang.
            “Tapi kau sendiri yang bilang aku harus mengambil keputusanku sendiri appa.” Minhyuk membela diri.
            “Ya, awalnya kukira kerjamu cukup menjanjikan. Kau seharusnya bisa memilah-milah mana yang terbaik untuk perusahaan kita! Kalau seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab? Kau? Apa kau bisa mengatasinya
sendiri? Pada akhirnya aku juga yang harus membereskan semuanya.” Presiden Kang menatapnya tajam.
            “Appa!! Jika kau tidak percaya padaku, kenapa kau memaksaku mengelola perusahaan? Masih banyak orang yang lebih kompeten daripada aku!” Minhyuk mulai kehilangan kesabarannya.
            “Mworago? Aku berjuang mendirikan perusahaan ini sendirian yang nantinya untuk kebaikanmu juga masa depanmu! Kau anak yang tidak tahu terima kasih!” Bentak sang ayah.
            “Appa, selama ini aku mencoba menuruti semua permintaanmu, dan disaat aku mulai mencoba untuk menerima keputusanmu dan menjalankannya, kau justru menjatuhkanku. Seperti itukah yang harus kuterima?”
            “Pergilah!”
            Tanpa kata, ia meninggalkan ayahnya yang masih geram atas tindakan ceroboh yang dilakukan artisnya. Beberapa kali ia mendengar telepon berdering di meja kerja ayahnya yang dibiarkan begitu saja. Wartawan, pasti akan mengejar keterangannya.

                                                           ---- 0 ----

            Usai kuliah, ia ingin segera pulang dan berstirahat dengan santai, ia tidak ingin memikirkan masalah yang timbul akibat keputusannya yang ternyata membuat pamannya geram. Berhubung sekarang sudah sore, Jonghyun pasti akan menjemputnya usai pulang dari kerja. Dengan riang ia berjalan keluar kampus, tapi belum sempat ia keluar gerbang, ia diserbu oleh beberapa wartawan dan fotografer. Jalannya terhalang, berbagai pertanyaan mengenai hubungan idolnya memaksa Soojung untuk menjawab. Tapi ia berusaha untuk menghindar,
mencari celah diantara para wartawan yang semakin mendesaknya.
            Tiba-tiba ada yang menarik tangannya, dengan mudah ia menghindari desakan para wartawan, menjauhkannya dari kerumunan dan ketika ia menoleh, Kang Minhyuk ada disana. Ia membawanya kabur dari kejaran mereka. Soojung mencoba menyamai langkah Minhyuk tapi sekali lagi kakinya tidak bisa berkompromi,
ia tersandung berkali-kali dan hampir terjatuh, beruntung genggaman itu sangat kuat untuk menjadi pegangannya. Ia melirik ekspresi pria itu, menyiapkan diri untuk mendapat serangan dari mulut kasarnya. Tapi yang ia temukan adalah ekspresi khawatir, dengan sabar Minhyuk membuatnya berdiri lagi dan selalu memperhatikan langkahnya yang mulai lelah. Hingga mereka berada di gang kecil, dan bersembunyi disana. Nafas mereka memburu. Tanpa sadar mereka masih berpegangan tangan.
            “Sepertinya mereka kehilangan jejak kita.” Minhyuk membuka pembicaraan disela-sela mengatur nafasnya.
            “Oh, kurasa juga begitu.” Soojung menjawabnya sambil terduduk masih menggenggam erat tangannya. Di saat Minhyuk meliriknya, Soojung baru menyadari kemudian melepasnya.
            “Kau jarang olahraga ya?” Tanya Minhyuk mengejek.
            Alis Soojung bertautan, “apakah itu urusanmu?”
            “Kalau aku tidak menahanmu, kau pasti sudah tersungkur. Kakimu itu perlu dilatih.” Kata Minhyuk datar.
            “Cckk.. Arraseo, gomawo.. Kata itu kan yang ingin kau dengar?” Dasar, orang kaya tukang pamrih. Gerutunya dalam hati.
            “Ani..” Minhyuk duduk dihadapannya. Ia memperhatikan keringat yang menetes di pelipis gadis itu. “Lain kali, berolahragalah.. Kau pikir menghindari wartawan itu semudah menghindari anjing? Aku sendiri tidak yakin kau bisa menghindari kejaran anjing.”
            “Yah! Aiissh.. arra.. arra.. sudah hentikan semua komentarmu terhadap caraku berlari!” Soojung cemberut. Minhyuk tersenyum miring melihatnya.
            “Wartawan itu pasti masih mencari kita. Bagaimana mereka bisa tahu tempat kuliah kita?” Minhyuk lebih berbicara pada dirinya sendiri. Tapi Soojung mendengarnya.
            “Kau ini bodoh ya? Siapa yang tidak kenal pewaris perusahaan besar? Dan kau meragukan para wartawan? Ha! Mereka memiliki informasi lengkap disini.” Soojung menunjuk kepalanya, lebih tepatnya di pelipisnya.
            Minhyuk hanya memandangnya tanpa berkomentar, biasanya kata-kata pedasnya bisa keluar secara otomatis bila ada orang lain yang mengejeknya. Tapi karena gadis itu menunjuk pelipisnya, membuat Minhyuk kembali menahan dorongan untuk mengusap peluh gadis itu.
            Menyadari langit mulai redup, Soojung berdiri, ia juga mengikutinya. Gadis itu membersihkan kerikil kecil yang menempel dicelananya dan merapikan pakaian yang kusut karena berlari. Ia menepuk telapak tangannya kemudian mengusap sisa keringat yang menetes di pipinya. Tapi Minhyuk menahannya, membuat Soojung terkejut. Perlahan pria itu mengusap pipinya dengan lembut, menghilangkan peluh yang tersisa disana dengan punggung tangannya. Soojung hanya mengerjapkan mata menatap serius pria itu. Tiba-tiba jantungnya mulai berdetak cepat. Rasanya sama saat terakhir kali ia berdekatan dengan pria ini. Tapi mengingat kejadian itu membuat Soojung mendorong kuat dada Minhyuk. Pada detik berikutnya, Kang Minhyuk tersungkur, tapi bukan karena dorongannya, kekuatannya tidak mungkin mampu membuat pria itu terjatuh, ia mendengar geraman dari seseorang. Jonghyun oppa!!
            “Kurang puas kau membuat Soojung menangis?! Huh?!” Satu pukulan lagi mendarat di pipi Kang Minhyuk. Soojung membelalakkan mata.
            “Oppa!! Hentikan!” Ia berteriak panik.
            “Dan kau mencoba mengulanginya lagi? Kau memang bajingan!!” Pukulan itu masih menghantam wajahnya berkali-kali. Soojung tidak bisa tinggal diam. Ia menghalangi Jonghyun yang kembali akan menghantam Kang Minhyuk.
            “Oppa! Geumanhae!!” Ia memeluk Jonghyun agar pria itu menghentikan pukulannya. “Oppa, lihat aku, oppa!!”
            Tatapan Jonghyun melembut saat ia melihat Soojung dihadapannya.
            “Kumohon hentikan, aku baik-baik saja. Sudah..” Soojung meyakinkan Jonghyun. Jonghyun menatap mata Soojung yang berkaca-kaca. Amarahnya sedikit mereda.
            Soojung melirik Minhyuk sekilas, pria itu masih tersungkur sambil memegang bibirnya yang berdarah. Ia tidak bisa diam saja, ia duduk dihadapan Minhyuk untuk melihat kondisinya. Dan bukan hanya bibirnya yang berdarah, tulang pipinya juga tergores. Soojung memegang wajah Minhyuk, tapi tangannya ditarik oleh Jonghyun.
            “Apa yang kau lakukan! Ayo pulang!” Paksa Jonghyun.
            “Tapi oppa..” Pergelangan tangannya ditarik paksa oleh Jonghyun, mau tak mau ia mengikutinya pergi, tapi tatapannya masih pada Kang Minhyuk.
            “Kkajja! Kau tidak ingin pamanmu kalut kan? Jangan membantah!” Bentaknya. Soojung hanya bisa mengikuti langkah Jonghyun. Kemudian menghilang dari hadapan Minhyuk.
            Kang Minhyuk mencoba berdiri dan memegang bagian wajahnya yang terasa nyeri. Kepalanya pusing. Hingga berdiri saja ia harus berpegangan pada pagar tembok dibelakangnya. Kejadian yang baru saja terjadi kembali memutar di kepalanya seperti reka ulang suatu peristiwa. Ia teringat Soojung yang menatapnya khawatir. Gadis itu.. Minhyuk menggelengkan kepala menghalau semua kemungkinan yang ada. Ia memang pantas mendapatkannya setelah apa yang ia lakukan pada gadis itu tempo hari. Bayangan gadis itu menangis karenanya membuat hatinya terasa nyeri. Aneh..
            Tapi saat ia hendak keluar dari gang sempit itu, gadis itu berlari menghampirinya. Ia menyipitkan matanya yang sebenarnya sudah sipit, meyakinkan diri bahwa ini bukan reka ulang peristiwa, ini nyata dan bukan bayangan atau khayalannya. Ada sisa air mata di pipi gadis itu, matanya masih berkaca-kaca.
            “Ini..” Soojung memberikan plaster untuk mengobati goresan luka yang bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana bentuknya. Gadis itu meneruskan, “maafkan aku.” Kemudian ia beranjak pergi.
            “Soojung-ah…” Minhyuk terkejut, terkejut karena ia bisa memanggil nama gadis itu tanpa ragu sedikitpun.
             Langkah Soojung terhenti, ia terdiam, ada percikan kebahagiaan yang tiba-tiba muncul dihatinya saat pria itu menyebut namanya. Aneh.. Kemudian ia membalikkan badan, dan menghadap pria itu.
             “Hmmm?”
             “Gomawo, dan aku minta maaf karena telah membuatmu menangis. Maafkan aku.” Minhyuk menundukkan kepalanya, tidak ingin melihat ekspresi gadis itu.
             “Nado, mianhe.. dan juga, terima kasih karena menyelamatkanku hari ini. Cepat obati lukamu, aku harus segera pergi.” Gadis itu tersenyum padanya. Minhyuk ikut tersenyum melihatnya. Ia tidak pernah memperhatikan gadis itu tersenyum, tapi saat senyum itu mengembang untuknya, jantungnya berdebar dua kali lebih cepat.
Ia menyukai senyum itu.

                                                           ---- 0 ----

            “Kau tunggu apa lagi nak? Aku yakin ia juga menyukaimu.”
            “Tapi appa, aku belum seyakin itu. Soojungie, masih belum bisa menerimaku sepenuh hati.” Ucapnya tanpa tenaga.
            “Jonghyun-ah, appa sudah memperhatikan kalian, dari kecil kau selalu berada di sisinya. Bahkan hingga Soojung masuk kuliah, kalian masih dekat dan tidak mungkin gadis itu tidak memiliki perasaan apapun padamu.” Ayah Jonghyun mengatakannya sembari meminum kopi yang sudah mendingin.
            “Sepertinya ia hanya menganggapku sebagai oppa.” Jonghyun menerawang jauh.
            “Benarkah? Kalau begitu curi perhatiannya. Aku akan senang jika Soojung menjadi menantuku.” Ayahnya tertawa ceria.
            Jonghyun hanya tersenyum. “Ya, semoga saja.” Ia menerawang jauh memutar kembali kejadian tadi sore.
            Setibanya di mobil, gadis itu menangis, menyalahkannya karena sudah memukul pria bajingan itu. Ia baru mengetahui bahwa sebenarnya anak pemilik FNC itulah yang menyelamatkannya dari kejaran wartawan. Tiba-tiba Soojung keluar dari mobil dan berlari ke tempat pria itu. Dan saat itulah ia menyesali tindakannya yang ceroboh.
            “Besok akan ada rapat direksi.” Ayahnya membuyarkan lamunannya.
            “Ne? Oh, benar, aku sudah mendengarnya. Penentuan tanggal came back f(x). Kita membuka peluang besar pada pasar saham sebelum mereka merilis album. Tapi sepertinya ada perubahan rencana.” Jonghyun membuka agenda yang tersimpan di ponselnya.
            “Besok aku akan datang lebih awal. Sebaiknya aku memperluas saham kita disana. Aku yakin harga saham akan menurun.”
            “Ne? Appa, kau tidak perlu melakukannya.”
            “Ini untuk kebaikanmu Jong!” Jonghyun terdiam, ayahnya sulit untuk didebat. “Dan satu lagi, besok ajaklah Soojung makan malam dirumah kita.” Jonghyun meliriknya sekilas sebelum menarik nafas panjang.
                                                               ---- 0 ----

            Jungshin melewati pekarangan kediaman Tuan Kang. Disana, ayahnya duduk terjaga menatap kolam ikan yang berada di taman asri milik keluarga Kang.
            “Appa.. Kenapa kau sendirian?”
            “Oh, Jungshinie.. kemarilah, duduklah sebentar.” Ayahnya menyediakan tempat untuknya.
            “Sedang apa appa disini? Ayo kita pulang.” Jungshin duduk bersebelahan dengan ayahnya.
            “Hanya menikmati udara malam. Bagaimana kuliahmu?”
            “Baik, kau tahu? Kupikir nilai ujianku akan turun, tapi ajaibnya aku malah dapat nilai B+.” Cerita Jungshin antusias.
            “Oh, jinjja? Jalhaetso…!” Ayahnya mengusap pundaknya, bangga.
            “Appa, ada yang ingin aku tanyakan padamu.” Jungshin tiba-tiba serius.
            “Mwo?”
            “Appa, kau benar-benar mengenal Jung Soojung?” Ayahnya menoleh padanya.
            “Kenapa kau menanyakan gadis itu?” Alis matanya bertautan.
            “Ani, hanya sekedar ingin tahu.”
            “Ia, gadis mandiri. Aku merasa bersimpati padanya.”
            “We?” Jungshin menatap ayahnya.
            “Ia, anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Ia memiliki oppa, tapi oppa-nya lebih memilih hidup sendiri di luar negeri. Semenjak itu, ia dibesarkan oleh pamannya. Pada saat itu, gadis itu masih berumur 8 tahun. Dan yang menyedihkan, semenjak kematian orangtuanya, ia tidak bisa berbicara, tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun. Orang bilang, gadis itu mengalami trauma.” Ayahnya menggelengkan kepalanya sejenak. “Untunglah, pamannya bisa kembali membangun perusahaan yang ditinggalkan orang tua gadis itu dan merawatnya dengan baik.” Ayahnya menundukkan kepalanya.
            “Appa, darimana kau mengetahui semua cerita itu?”
            Ayahnya hanya tersenyum menatapnya, “ayo pulang.” 

                                                               ---- 0 ----

            Dari balkon kamarnya, Kang Minhyuk melihat pemandangan yang sebenarnya membuatnya iri, hubungan ayah dan anak yang hangat yang tidak pernah ia rasakan. Tapi mendengar pembicaraan itu. Ia sedikit bersimpati, seperti itukah kehidupan gadis itu? Ia mencengkram pagar balkon dan menundukkan kepalanya. Menyesal, sangat menyesal.. apa yang ia rasakan saat ini? Sekali lagi, ia belum menemukan jawabannya.

                                                                  tbc

Oke, si author nggak tau chapter ini nulis tentang apaan, semoga nggak mengecewakanlah..
Leave your feedback, okay ^^
Yang besok mau ujian, semoga dimudahkan, diberi kelancaran dan lulus dengan nilai yang memuaskan, amiin..
Fighting...!!
:D

4 komentar:

  1. Eonni, lanjut plis... Suka banget sama ceritanya. Plisss

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamu bisa baca kelanjutannya di sini :)
      Makasih udah komen ^^

      https://www.facebook.com/notes/cnblue-minhyuk-fx-krystal-couple/link-ff/700891146609446

      Hapus
  2. Eonni, lanjut plis... Suka banget sama ceritanya. Plisss

    BalasHapus
  3. Suka banget thor sama ceritanya....aku hyukstal shipper juga thor....
    lanjutannya di post dong thor plisss...

    BalasHapus