Title:
DON’T CALL ME JULIET (PART 3)
Author: Dean_Pure
Rating: PG-15
Genre: Romance, AU
Length: Chaptered
Main Cast:
- Krystal f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer: Original
Mine!
Note: Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat
versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa
komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it.
Jung Jihoon menyiapkan makan malam untuk Soojung. Gadis itu selalu merengek
agar dimasakan olehnya. Dan baginya, sangat menyenangkan jika ada orang lain
menghargai karyanya, walaupun hanya memasak tapi melihat Soojung tersenyum
setiap ia menikmati makanannya membuatnya senang. Setidaknya sebagai orang tua
asuh bagi Soojung, ia tidak gagal. Sehingga, tugas pembantu di rumah ini hanya
membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan mereka.
“Wuah samchon, ini daging panggang?” Soojung melihat makanan yang terhidang di
hadapannya dan segera duduk dengan manis sambil bertepuk tangan layaknya anak
kecil yang melihat pertunjukan badut.
“Oh, bagaimana? kau suka? Ayo kita habiskan semua makanan ini.” Jihoon
mengambil beberapa daging dan membungkusnya dengan selada yang disisipkan
bawang putih kemudian memakannya.
“Hmm.. Samchon, aku tidak pernah meragukanmu!” Soojung melahap beberapa daging
hingga mulutnya penuh. Jihoon tersenyum melihatnya.
“Soojung-ah, beberapa hari kedepan, samchon akan pergi ke Jepang karena ada
project disana. Kau bisa menggantikanku kan? Manager Lee Jonghyun akan
membantumu. Aku sudah mempersiapkan semuanya, jadi kau tinggal melaksanakan
jadwal yang sudah dipersiapkan.”
“Oh yaaa… Samchoooon, aku belum siap..” Rengek Soojung.
“Kapan lagi kau bisa siap jika tidak dimulai dari sekarang? Kau sudah masuk
kuliah dan sebelum kau mendapat gelar, kau sudah harus kompeten untuk mengelola
perusahaan. Jangan kecewakan orang tuamu Soojung-ah.” Setiap sang paman
menyebut kedua orang tuanya, ia tidak bisa berkutik.
“Tapi samchon..” Ia sulit menolak, tapi setiap kata yang terucap dari pamannya membuat
pundaknya semakin berat.
Ia belum siap, sangat!
Walaupun ia tahu jika suatu saat perusahaan akan dikelola olehnya, tapi ia
masih muda, tidak bisakah ia berlaku seperti para pemuda pemudi di luar sana
yang bisa menikmati waktu mereka tanpa dibebani tanggungjawab pada perusahaan?
Ia menghembuskan nafas berat. Seandainya kedua orang tuanya masih ada, pasti ia
bisa menikmati hidup layaknya gadis-gadis diluar sana. Berbelanja kesana
kemari, pergi camping dan menikmati wahana di taman bermain bersama sang
kekasih. Jangankan kekasih, teman saja ia sulit mendapatkannya. Siapapun
laki-laki yang pernah mendekati Soojung selalu menghindarinya setelah satu
minggu. Ia tidak pernah tahu apa yang terjadi, tapi hal ini membuatnya sedih
karena ia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki kekasih. Semua
orang menganggapnya seolah ia adalah pewaris sombong yang bisa menikmati hasil
jerih payah kedua orang tuanya dan bahkan mereka hanya memanfaatkan Soojung
karena ia adalah gadis terkaya di sekolah. Satu-satunya teman yang bisa ia
percaya di dunia ini hanyalah Sehun.
“Jungie-ah, samchon
sudah berusaha keras melaksanakan amanat kedua orang tuamu. Tidak bisakah kau
menuruti keinginan mereka? Jangan seperti oppa-mu.”
Ia menatap pamannya
dengan putus asa. “Arraseo..” Sahutnya lemas. Ya, 5 tahun yang lalu Yonghwa
oppa pergi ke Jepang untuk mengejar cita-citanya. Ia menolak mentah-mentah
tawaran yang menjanjikan sebagai pewaris perusahaan. Ia lebih memilih kebebasan
dan lebih tertarik pada dunia otomotif. Hingga kini, Yonghwa jarang menghubungi
mereka. Soojung sendiri tidak mengetahuinya, mungkin ia masih berkutat dengan
tour motoGPnya.
Pamannya tersenyum
sebelum melanjutkan. “Besok aku akan berangkat pukul 7 pagi, kau akan mengikuti
pertemuan dengan MBC tv untuk membicarakan beberapa project. Manager Lee
Jonghyun akan menjemputmu di kampus dan mengatur semuanya untukmu.”
“Oh.. Baiklah..” Soojung
menatapnya tanpa ekspresi.
Besok adalah hari yang
berat, tanpa samchon yang mendampinginya, ia selalu takut untuk melangkah.
Untung masih ada Jonghyun oppa. Pikirnya.
Usai makan malam, ia
beranjak menuju kamar berharap ia bisa mendapatkan kekuatan untuk menghadapi
hari esok. Tapi ia percaya, satu hari pasti akan berlalu.
“Soojung-ah…” Panggil
samchon yang masih berkutat dengan makanannya.
“Oh?”
“Belajarlah mengambil
keputusan, samchon percaya padamu.” Jihoon memberikan senyum cerianya untuk
memberinya semangat. Ia bukan bermaksud menyiksa, ia hanya ingin keponakan
kesayangannya ini bisa menghadapi apapun yang terjadi. Dengan umur yang masih
muda, maka mentalnya akan terbangun dengan cepat sehingga memudahkannya untuk
menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Ia tidak ingin Soojung menjadi gadis yang
lemah. Memberinya pelajaran sedini mungkin akan membuatnya bisa mewarisi perusahaannya
dengan cepat. Ia yakin, Soojung akan menjadi orang yang kuat seperti ayahnya.
“Ne…” Ucap Soojung
singkat kemudian menghilang dari hadapan Jihoon.
---- 0
----
Suara riuh oleh teriakan para mahasiswi membuat Soojung ingin melihat
pertandingan yang sedang berlangsung.
“Sepertinya pertandingan basketnya seru!” Soojung berjalan menyamai langkah
Sehun.
“Jangan membuang waktumu, kau tidak mau pamanmu kalut karena jadwalmu
berantakan kan? Kajja..!!”
“Yah.. Sehun-ah.. Kenapa sekarang kau berada di pihak pamanku?” Soojung
cemberut.
“Aniya.. Ayahku dan Manager Lee sudah di gerbang, mereka sudah menunggumu untuk
mengantarmu ke pertemuan di gedung MBC.”
“Tapi sebentar saja…. Aku ingin lihat pertandingannya. Sebentaaar…. saja, Oh?
Oh? Oh?” Siapapun tidak akan pernah bisa menolak Soojung jika ia sudah bersikap
seperti ini. Bahkan bertahun-tahun Sehun belajar untuk mengabaikan rengekan
Soojung, tapi selalu gagal. Gadis itu selalu berhasil membuat orang lain
menuruti permintaannya hanya dengan tatapan aegyo nya yang… Kau akan tercengang
melihatnya.
“Baiklah, jangan lama-lama.” Ucapnya malas.
“Assshaa…!!” Soojung berlari ke lapangan basket dan mencari tempat yang nyaman
untuk melihat. Ia ikut berteriak saat permainan semakin seru. Namun ia terdiam
ketika beberapa mahasiswi meneriakkan nama “Kang Minhyuk…..!!!” Ia melihat satu
persatu para pemain dan benar, disitu ada pria yang sangat ia benci. Telinganya
semakin terganggu karena jeritan yang semakin kencang terdengar. Dengan kesal
ia pergi meninggalkan lapangan basket, ia tidak sudi melihat pria itu walaupun
pesonanya terlihat saat…. berkeringat seperti itu.
Tiba-tiba langkahnya
terhenti saat ia merasakan sesuatu menghantam kepalanya. Sakit…! Tapi rasa
sakit itu tertutupi oleh rasa malu. Malu yang luar biasa. Bagaimana tidak, jika
suara ruih oleh para suporter tiba-tiba hening dan semua mata memandangmu
karena terkena lemparan bola. Apa yang kau rasakan?
Ia membalikkan badan dan mendapati Kang Minhyuk berdiri disana dengan senyum
miring imutnya yang hanya pria itu yang bisa melakukannya. Sebenarnya wajah
imut itu sangat bertolak belakang dengan sifat buruknya. Seandainya sikapnya
sesuai dengan wajahnya. Soojung mendesis.
“Mian, sepertinya lemparanku terlalu jauh atau lebih tepatnya tepat sasaran.”
Senyum itu terlihat semakin bahagia melihat Soojung dengan ekspresinya
yang siap untuk mengikuti world war III.
“Ndo!! Jinjja!!” Soojung hendak membalas perbuatannya tapi niatan itu terhenti
kerena beberapa pria memakai jas hitam menghampiri mereka dan memaksa Minhyuk
untuk pergi dari situ.
Minhyuk terlihat jengah, senyum bahagianya pudar dan dengan gontai menuruti
mereka. Ia menghempaskan cengkraman para pria berjas hitam itu dengan kasar
sebelum memandang Soojung sekilas, kemudian pergi.
“Sudah waktunya untuk pergi Soojung-ah.” Sehun menarik lengan Soojung. Ia
mengikuti Sehun tapi matanya masih melihat beberapa pria itu yang berjalan
mendampingi Minhyuk keluar lapangan. Siapa mereka semua? Dari pakaian dan
kesannya terlihat seperti bodyguard. Ia tersenyum sinis, dasar anak orang kaya
manja! Kemana-mana masih bersama bodyguard? Ia tertawa dalam diam yang ternyata
diperhatikan oleh Sehun.
---- 0 ----
“Selamat datang nona Jung, silahkan, semua sudah menunggu anda di ruang
pertemuan.” Sapa beberapa staff di gedung MBC.
“Terima Kasih, maaf saya terlambat.” Ia memperhatikan beberapa orang yang sibuk
dengan berkas-berkas dihadapan mereka.
“Oh, nona Jung, tuan Lee, silahkan duduk. Tunggu sebentar, kita masih harus
menunggu lagi.” Seorang pria paruh baya memberikan berkas padanya. Apa lagi
yang harus mereka tunggu? Ia berharap bisa segera menyelesaikan rapat ini
dengan cepat. Ia memperhatikan berkas-berkas yang ada di tangannya. Sebuah
kontrak kerja beserta peraturan dan penjelasan tentang project mereka.
Beberapa menit kemudian pintu terbuka kembali dengan keras dan seseorang itu
menyapa semua orang yang ada disana.
“Annyeonghaseyo.. Maaf saya terlambat.” Ia mendengarnya, tapi malas untuk
mendongak, kontrak ini masih harus ia teliti.
“Oh Mr. Kang, silahkan duduk. Nona Jung sudah berada disini. Mungkin kalian
harus saling mengenal satu sama lain.” Sontak ia mendongak dan mendapati
Minhyuk berada disana. Malapetaka apa lagi yang harus ia terima setelah ini?
Soojung memberikan tatapan tajamnya pada pria itu. Ia masih belum bisa terima
perlakuan Minhyuk tadi siang. Walaupun sakitnya tidak terlalu, tapi semua orang
melihatnya.
“Kami sudah saling mengenal.” Minhyuk memberikan senyumnya pada staff perempuan
yang menyapanya tadi.
“Oh benarkah? Wuah.. Anak muda jaman sekarang aktif ya? Kebetulan sekali kalau
begitu. Kalian sama-sama masih muda dan terlihat pekerja keras.” Wanita itu
tersenyum sendiri melihat Minhyuk dan Soojung yang duduk bersebelahan. “Tapi
kalau boleh saya memberikan pendapat, sepertinya kalian cocok satu sama lain.
Aku bisa membayangkan FNC dan SM bisa bekerja sama dengan baik seperti ini.
Seandainya perusahaan kalian bisa merger, aku yakin perusahaan kalian akan
menjadi perusahaan yang sangat besar setelah itu.” Wanita itu tertawa
membayangkan hal yang tidak akan pernah terjadi selama mereka berdua masih hidup.
“Cocok mwoya?” Dengan pelan Soojung menertawakan khayalan konyol yang baru saja
wanita itu katakan. Minhyuk meliriknya sekilas, jelas ia mendengarnya.
“Kurasa SM Entertainment tidak sebangkrut itu hingga ingin merger dengan perusahaan
besar milik kami.” Minhyuk tersenyum sarkartis.
Soojung menatap Minhyuk tidak percaya kemudian menatap Managernya berharap ia
mendapatkan dukungan, Jonghyun hanya tersenyum sinis tanpa sekalipun ingin
mendebat. Kemudian ia berbalik, “mwo? Kau pikir perusahaanmu pantas bergabung
dengan perusahaanku?” Ucap Soojung kesal.
“Kurasa justru sebaliknya. Nona Jung.” Minhyuk mengedipkan mata padanya.
Heol, ini penghinaan!!
Rasa kesal yang tertahan sedari tadi akhirnya keluar. Dengan sigap ia berdiri,
“yah, Kang Minhyuk kurasa kita harus menyelesaikan permasalahan kita sekarang
juga!!” Soojung tidak bisa mengontrol emosinya.
Mengetahui situasi
semakin memburuk dan menyadari bahwa hubungan mereka berdua ternyata tidak baik
membuat staff wanita tadi menyesali perkataannya. Semua orang yang ada disana
tercengang. Lee Jonghyun mencoba menenangkan Soojung dan menarik tangannya agar
duduk kembali. Mimik wajah orang-orang yang ada di ruangan itu seperti ingin
berkata ‘mereka berdua
tampak seperti anak kecil.’
“Oh baiklah, apapun
urusan kalian silahkan selesaikan usai pertemuan ini. Ehmm.. dan kuharap
project kita ini bisa berjalan sesuai rencana.” Ucap wanita itu tegas.
“Ne…” Minhyuk menyetujuinya dan memberikan senyum termanisnya.
Soojung memutar bola
matanya, menghirup nafas dalam-dalam untuk menetralisir amarahnya sebelum
kembali membaca isi perjanjian.
“Baiklah semuanya, perkenalkan, saya Lee Hyori penanggung jawab serta produser
untuk project kita. Sebenarnya kami sudah pernah membahas bersama, tapi saat
itu, project ini masih berupa wacana dan ternyata ada tanggapan positif dari SM
dan FNC, sehingga kami melanjutkannya. Dan kami tidak menyangka bahwa yang
mewakili pertemuan ini adalah para pewaris muda ini. Terima kasih sekali lagi
atas kedatangannya.”
Lee Hyori menjelaskan tentang isi kontrak dan project MBC TV yang sangat mendunia
yaitu WGM, dimana masing-masing perusahaan mereka akan memilih salah satu idol
mereka untuk mengikuti variety show ini. Telah disepakati bahwa dari pihak FNC
mengusung Lee Hongki FT Island dan SM mengusung Luna f(x).
Pertemuan itu berjalan sesuai rencana, walaupun tidak seutuhnya. Kerjasama itu
membuat mereka harus saling bertemu. Ini adalah mimpi buruk bagi mereka berdua.
Jung Soojung adalah wanita yang tidak bisa menerima perlakuan buruk. Saat
manager Lee masih berbincang-bincang dengan beberapa kolega usai pertemuan itu,
ia menghampiri Minhyuk dan ingin segera menyelesaikan permasalahan yang mereka
miliki, tentunya ini untuk kelangsungan hidupnya agar tenang tanpa gangguan
dari makhluk menyebalkan seperti Kang Minhyuk.
“Yah, Kang Minhyuk! Aku ingin menyelesaikan permasalahan kita sekarang juga.
Jika ada yang ingin kau katakan, aku akan mencoba menerimanya dengan baik, jika
kau ingin aku meluasi hutangku, katakan apa yang harus kulakukan!” Kata Soojung
tegas.
“Aku sudah mengatakannya, aku akan membalasmu, tapi tidak di tempat ramai
seperti ini.” Minhyuk menanggapi santai.
“Lantas kau mau apa?” Soojung tidak sabar mendengar Minhyuk mencoba bermain
kata-kata dengannya.
“Nanti kita bicarakan lagi.” Ucapnya sambil memandang seseorang melewati bahu
Soojung yang berjalan ke arah mereka berdiri.
“Kenapa? Kau takut melakukannya disini? Pengecut.” Soojung tertawa sinis.
“Yah, jaga ucapanmu!”
“Soojung-ah… Ada masalah?” Jonghyun menghampirinya kemudian melirik Minhyuk
yang sedang menatapnya tajam. Soojung agak terkejut, kemudian berbalik
menghadap Jonghyun.
“Oh, oppa, tidak ada.” Ia melihat Minhyuk pergi begitu saja tanpa ekspresi.
“Sepertinya kau ada masalah dengannya. Gwenchana?” Jonghyun melihat kepergian
Minhyuk, ia ingin mengetahui penyebab mereka bisa saling membenci seperti itu.
Ia tidak ingin Soojung terlibat masalah dengan keluarga Kang mengingat pamannya
sangat membenci keluarga mereka. Sebelum masalah semakin melebar, ia akan
mengawasinya. Melindungi Jung Soojung, kini menjadi tugas tambahan baginya.
“Kajja..” Ia merangkul pundak Soojung dan membawanya ke mobil dimana ayah Sehun
sudah menunggu.
“Oh.. Kajja.” Ucapnya tersenyum. Soojung melihat mata Jonghyun, pria itu tidak
berubah. Masih tetap mendampinginya di situasi apapun. Lee Jonghyun, teman masa
kecil Yonghwa oppa yang sekarang menjadi manajer perusahaan, dimana ayah
Jonghyun adalah sahabat ayahnya yang merupakan salah satu CEO dan pemilik saham
yang juga turut andil dalam mendirikan SM Entertainment. Ia senang, masih
memiliki Jonghyun sebagai pengganti kakaknya yang sekarang entah berada di
belahan bumi sebelah mana.
Dari dalam mobil, Kang Minhyuk melihat gadis itu di rangkul oleh manajernya,
terlihat akrab. Apa yang gadis itu katakan tadi? Oppa? Oh, tidak ada gunanya
dipikirkan. Baginya, gadis itu masih harus membayar hutang yang suatu saat
pasti akan ia tagih. Ya, gadis itu harus membayar apa yang telah ia perbuat,
mempermalukannya di depan umum bukanlah hal yang mudah untuk dimaafkan.
Siapapun, yang berani menghadapi Kang Minhyuk, tidak akan pernah ia lepas
begitu saja. Tanpa sadar ia menyentuh pipinya, teringat jelas bagaimana telapak
tangan itu pernah mendarat disana. Kemudian mobilnya meninggalkan gedung menuju
jalan raya yang ramai seramai gemuruh yang muncul dihatinya.
tbc
Hmm.. Ok, awalnya saya pernah berpikir bahwa komentar itu adalah
suatu hal yang, tidak terlalu penting. Tapi ternyata, setelah mendapat beberapa
komen, hal itu bisa membangkitkan semangat ketika malas untuk menulis.
So, give me your feedback (kritik dan sarannya) biar si author gak
males nulis, eh ngetik, eh maksudnya nerusin cerita.keke..
Dan, disini ada beberapa cast tambahan sesuai request, ada yg
minta Yonghwa, ada juga yg minta Jonghyun dibuat cinta segtiga. Jadi author
berusaha merealisasikannya.
Hope you like it..
@dean_pure
Tidak ada komentar:
Posting Komentar