Jumat, 11 April 2014

Don't Call Me Juliet (Chapter 3)

Title:              DON’T CALL ME JULIET (PART 3)
Author:         Dean_Pure 
Rating:          PG-15
Genre:           Romance, AU 
Length:         Chaptered
Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast: 
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer:  Original Mine!
Note:             Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it.



            Jung Jihoon menyiapkan makan malam untuk Soojung. Gadis itu selalu merengek agar dimasakan olehnya. Dan baginya, sangat menyenangkan jika ada orang lain menghargai karyanya, walaupun hanya memasak tapi melihat Soojung tersenyum setiap ia menikmati makanannya membuatnya senang. Setidaknya sebagai orang tua asuh bagi Soojung, ia tidak gagal. Sehingga, tugas pembantu di rumah ini hanya membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan mereka.
            “Wuah samchon, ini daging panggang?” Soojung melihat makanan yang terhidang di hadapannya dan segera duduk dengan manis sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang melihat pertunjukan badut.

            “Oh, bagaimana? kau suka? Ayo kita habiskan semua makanan ini.” Jihoon mengambil beberapa daging dan membungkusnya dengan selada yang disisipkan bawang putih kemudian memakannya.
            “Hmm.. Samchon, aku tidak pernah meragukanmu!” Soojung melahap beberapa daging hingga mulutnya penuh. Jihoon tersenyum melihatnya.
            “Soojung-ah, beberapa hari kedepan, samchon akan pergi ke Jepang karena ada project disana. Kau bisa menggantikanku kan? Manager Lee Jonghyun akan membantumu. Aku sudah mempersiapkan semuanya, jadi kau tinggal melaksanakan jadwal yang sudah dipersiapkan.”
            “Oh yaaa… Samchoooon, aku belum siap..” Rengek Soojung.
            “Kapan lagi kau bisa siap jika tidak dimulai dari sekarang? Kau sudah masuk kuliah dan sebelum kau mendapat gelar, kau sudah harus kompeten untuk mengelola perusahaan. Jangan kecewakan orang tuamu Soojung-ah.” Setiap sang paman menyebut kedua orang tuanya, ia tidak bisa berkutik.
            “Tapi samchon..” Ia sulit menolak, tapi setiap kata yang terucap dari pamannya membuat pundaknya semakin berat.
            Ia belum siap, sangat! Walaupun ia tahu jika suatu saat perusahaan akan dikelola olehnya, tapi ia masih muda, tidak bisakah ia berlaku seperti para pemuda pemudi di luar sana yang bisa menikmati waktu mereka tanpa dibebani tanggungjawab pada perusahaan? Ia menghembuskan nafas berat. Seandainya kedua orang tuanya masih ada, pasti ia bisa menikmati hidup layaknya gadis-gadis diluar sana. Berbelanja kesana kemari, pergi camping dan menikmati wahana di taman bermain bersama sang kekasih. Jangankan kekasih, teman saja ia sulit mendapatkannya. Siapapun laki-laki yang pernah mendekati Soojung selalu menghindarinya setelah satu minggu. Ia tidak pernah tahu apa yang terjadi, tapi hal ini membuatnya sedih karena ia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki kekasih. Semua orang menganggapnya seolah ia adalah pewaris sombong yang bisa menikmati hasil jerih payah kedua orang tuanya dan bahkan mereka hanya memanfaatkan Soojung karena ia adalah gadis terkaya di sekolah. Satu-satunya teman yang bisa ia percaya di dunia ini hanyalah Sehun.
            “Jungie-ah, samchon sudah berusaha keras melaksanakan amanat kedua orang tuamu. Tidak bisakah kau menuruti keinginan mereka? Jangan seperti oppa-mu.”
            Ia menatap pamannya dengan putus asa. “Arraseo..” Sahutnya lemas. Ya, 5 tahun yang lalu Yonghwa oppa pergi ke Jepang untuk mengejar cita-citanya. Ia menolak mentah-mentah tawaran yang menjanjikan sebagai pewaris perusahaan. Ia lebih memilih kebebasan dan lebih tertarik pada dunia otomotif. Hingga kini, Yonghwa jarang menghubungi mereka. Soojung sendiri tidak mengetahuinya, mungkin ia masih berkutat dengan tour motoGPnya.
            Pamannya tersenyum sebelum melanjutkan. “Besok aku akan berangkat pukul 7 pagi, kau akan mengikuti pertemuan dengan MBC tv untuk membicarakan beberapa project. Manager Lee Jonghyun akan menjemputmu di kampus dan mengatur semuanya untukmu.”
            “Oh.. Baiklah..” Soojung menatapnya tanpa ekspresi.
            Besok adalah hari yang berat, tanpa samchon yang mendampinginya, ia selalu takut untuk melangkah. Untung masih ada Jonghyun oppa. Pikirnya.
            Usai makan malam, ia beranjak menuju kamar berharap ia bisa mendapatkan kekuatan untuk menghadapi hari esok. Tapi ia percaya, satu hari pasti akan berlalu.
            “Soojung-ah…” Panggil samchon yang masih berkutat dengan makanannya.
            “Oh?”
            “Belajarlah mengambil keputusan, samchon percaya padamu.” Jihoon memberikan senyum cerianya untuk memberinya semangat. Ia bukan bermaksud menyiksa, ia hanya ingin keponakan kesayangannya ini bisa menghadapi apapun yang terjadi. Dengan umur yang masih muda, maka mentalnya akan terbangun dengan cepat sehingga memudahkannya untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Ia tidak ingin Soojung menjadi gadis yang lemah. Memberinya pelajaran sedini mungkin akan membuatnya bisa mewarisi perusahaannya dengan cepat. Ia yakin, Soojung akan menjadi orang yang kuat seperti ayahnya.
           “Ne…” Ucap Soojung singkat kemudian menghilang dari hadapan Jihoon.

                                                           ---- 0 ----

            Suara riuh oleh teriakan para mahasiswi membuat Soojung ingin melihat pertandingan yang sedang berlangsung.
            “Sepertinya pertandingan basketnya seru!” Soojung berjalan menyamai langkah Sehun.
            “Jangan membuang waktumu, kau tidak mau pamanmu kalut karena jadwalmu berantakan kan? Kajja..!!”
            “Yah.. Sehun-ah.. Kenapa sekarang kau berada di pihak pamanku?” Soojung cemberut.
            “Aniya.. Ayahku dan Manager Lee sudah di gerbang, mereka sudah menunggumu untuk mengantarmu ke pertemuan di gedung MBC.”
            “Tapi sebentar saja…. Aku ingin lihat pertandingannya. Sebentaaar…. saja, Oh? Oh? Oh?” Siapapun tidak akan pernah bisa menolak Soojung jika ia sudah bersikap seperti ini. Bahkan bertahun-tahun Sehun belajar untuk mengabaikan rengekan Soojung, tapi selalu gagal. Gadis itu selalu berhasil membuat orang lain menuruti permintaannya hanya dengan tatapan aegyo nya yang… Kau akan tercengang melihatnya.
            “Baiklah, jangan lama-lama.” Ucapnya malas.
            “Assshaa…!!” Soojung berlari ke lapangan basket dan mencari tempat yang nyaman untuk melihat. Ia ikut berteriak saat permainan semakin seru. Namun ia terdiam ketika beberapa mahasiswi meneriakkan nama “Kang Minhyuk…..!!!” Ia melihat satu persatu para pemain dan benar, disitu ada pria yang sangat ia benci. Telinganya semakin terganggu karena jeritan yang semakin kencang terdengar. Dengan kesal ia pergi meninggalkan lapangan basket, ia tidak sudi melihat pria itu walaupun pesonanya terlihat saat…. berkeringat seperti itu.
            Tiba-tiba langkahnya terhenti saat ia merasakan sesuatu menghantam kepalanya. Sakit…! Tapi rasa sakit itu tertutupi oleh rasa malu. Malu yang luar biasa. Bagaimana tidak, jika suara ruih oleh para suporter tiba-tiba hening dan semua mata memandangmu karena terkena lemparan bola. Apa yang kau rasakan?
            Ia membalikkan badan dan mendapati Kang Minhyuk berdiri disana dengan senyum miring imutnya yang hanya pria itu yang bisa melakukannya. Sebenarnya wajah imut itu sangat bertolak belakang dengan sifat buruknya. Seandainya sikapnya sesuai dengan wajahnya. Soojung mendesis.
            “Mian, sepertinya lemparanku terlalu jauh atau lebih tepatnya tepat sasaran.” Senyum itu terlihat semakin bahagia melihat Soojung dengan ekspresinya yang siap untuk mengikuti world war III.
            “Ndo!! Jinjja!!” Soojung hendak membalas perbuatannya tapi niatan itu terhenti kerena beberapa pria memakai jas hitam menghampiri mereka dan memaksa Minhyuk untuk pergi dari situ.
            Minhyuk terlihat jengah, senyum bahagianya pudar dan dengan gontai menuruti mereka. Ia menghempaskan cengkraman para pria berjas hitam itu dengan kasar sebelum memandang Soojung sekilas, kemudian pergi.
            “Sudah waktunya untuk pergi Soojung-ah.” Sehun menarik lengan Soojung. Ia mengikuti Sehun tapi matanya masih melihat beberapa pria itu yang berjalan mendampingi Minhyuk keluar lapangan. Siapa mereka semua? Dari pakaian dan kesannya terlihat seperti bodyguard. Ia tersenyum sinis, dasar anak orang kaya manja! Kemana-mana masih bersama bodyguard? Ia tertawa dalam diam yang ternyata diperhatikan oleh Sehun.

                                                                 ---- 0 ----

            “Selamat datang nona Jung, silahkan, semua sudah menunggu anda di ruang pertemuan.” Sapa beberapa staff di gedung MBC.
            “Terima Kasih, maaf saya terlambat.” Ia memperhatikan beberapa orang yang sibuk dengan berkas-berkas dihadapan mereka.
            “Oh, nona Jung, tuan Lee, silahkan duduk. Tunggu sebentar, kita masih harus menunggu lagi.” Seorang pria paruh baya memberikan berkas padanya. Apa lagi yang harus mereka tunggu? Ia berharap bisa segera menyelesaikan rapat ini dengan cepat. Ia memperhatikan berkas-berkas yang ada di tangannya. Sebuah kontrak kerja beserta peraturan dan penjelasan tentang project mereka.
            Beberapa menit kemudian pintu terbuka kembali dengan keras dan seseorang itu menyapa semua orang yang ada disana.
            “Annyeonghaseyo.. Maaf saya terlambat.” Ia mendengarnya, tapi malas untuk mendongak, kontrak ini masih harus ia teliti.
            “Oh Mr. Kang, silahkan duduk. Nona Jung sudah berada disini. Mungkin kalian harus saling mengenal satu sama lain.” Sontak ia mendongak dan mendapati Minhyuk berada disana. Malapetaka apa lagi yang harus ia terima setelah ini? Soojung memberikan tatapan tajamnya pada pria itu. Ia masih belum bisa terima perlakuan Minhyuk tadi siang. Walaupun sakitnya tidak terlalu, tapi semua orang melihatnya.
            “Kami sudah saling mengenal.” Minhyuk memberikan senyumnya pada staff perempuan yang menyapanya tadi.
            “Oh benarkah? Wuah.. Anak muda jaman sekarang aktif ya? Kebetulan sekali kalau begitu. Kalian sama-sama masih muda dan terlihat pekerja keras.” Wanita itu tersenyum sendiri melihat Minhyuk dan Soojung yang duduk bersebelahan. “Tapi kalau boleh saya memberikan pendapat, sepertinya kalian cocok satu sama lain. Aku bisa membayangkan FNC dan SM bisa bekerja sama dengan baik seperti ini. Seandainya perusahaan kalian bisa merger, aku yakin perusahaan kalian akan menjadi perusahaan yang sangat besar setelah itu.” Wanita itu tertawa membayangkan hal yang tidak akan pernah terjadi selama mereka berdua masih hidup.
            “Cocok mwoya?” Dengan pelan Soojung menertawakan khayalan konyol yang baru saja wanita itu katakan. Minhyuk meliriknya sekilas, jelas ia mendengarnya.
            “Kurasa SM Entertainment tidak sebangkrut itu hingga ingin merger dengan perusahaan besar milik kami.” Minhyuk tersenyum sarkartis.
            Soojung menatap Minhyuk tidak percaya kemudian menatap Managernya berharap ia mendapatkan dukungan, Jonghyun hanya tersenyum sinis tanpa sekalipun ingin mendebat. Kemudian ia berbalik, “mwo? Kau pikir perusahaanmu pantas bergabung dengan perusahaanku?” Ucap Soojung kesal.
            “Kurasa justru sebaliknya. Nona Jung.” Minhyuk mengedipkan mata padanya.
            Heol, ini penghinaan!! Rasa kesal yang tertahan sedari tadi akhirnya keluar. Dengan sigap ia berdiri, “yah, Kang Minhyuk kurasa kita harus menyelesaikan permasalahan kita sekarang juga!!” Soojung tidak bisa mengontrol emosinya.
            Mengetahui situasi semakin memburuk dan menyadari bahwa hubungan mereka berdua ternyata tidak baik membuat staff wanita tadi menyesali perkataannya. Semua orang yang ada disana tercengang. Lee Jonghyun mencoba menenangkan Soojung dan menarik tangannya agar duduk kembali. Mimik wajah orang-orang yang ada di ruangan itu seperti ingin berkata ‘mereka berdua tampak seperti anak kecil.’
            “Oh baiklah, apapun urusan kalian silahkan selesaikan usai pertemuan ini. Ehmm.. dan kuharap project kita ini bisa berjalan sesuai rencana.” Ucap wanita itu tegas.
            “Ne…” Minhyuk menyetujuinya dan memberikan senyum termanisnya.
            Soojung memutar bola matanya, menghirup nafas dalam-dalam untuk menetralisir amarahnya sebelum kembali membaca isi perjanjian.
            “Baiklah semuanya, perkenalkan, saya Lee Hyori penanggung jawab serta produser untuk project kita. Sebenarnya kami sudah pernah membahas bersama, tapi saat itu, project ini masih berupa wacana dan ternyata ada tanggapan positif dari SM dan FNC, sehingga kami melanjutkannya. Dan kami tidak menyangka bahwa yang mewakili pertemuan ini adalah para pewaris muda ini. Terima kasih sekali lagi atas kedatangannya.”
            Lee Hyori menjelaskan tentang isi kontrak dan project MBC TV yang sangat mendunia yaitu WGM, dimana masing-masing perusahaan mereka akan memilih salah satu idol mereka untuk mengikuti variety show ini. Telah disepakati bahwa dari pihak FNC mengusung Lee Hongki FT Island dan SM mengusung Luna f(x).
            Pertemuan itu berjalan sesuai rencana, walaupun tidak seutuhnya. Kerjasama itu membuat mereka harus saling bertemu. Ini adalah mimpi buruk bagi mereka berdua.
            Jung Soojung adalah wanita yang tidak bisa menerima perlakuan buruk. Saat manager Lee masih berbincang-bincang dengan beberapa kolega usai pertemuan itu, ia menghampiri Minhyuk dan ingin segera menyelesaikan permasalahan yang mereka miliki, tentunya ini untuk kelangsungan hidupnya agar tenang tanpa gangguan dari makhluk menyebalkan seperti Kang Minhyuk.
            “Yah, Kang Minhyuk! Aku ingin menyelesaikan permasalahan kita sekarang juga. Jika ada yang ingin kau katakan, aku akan mencoba menerimanya dengan baik, jika kau ingin aku meluasi hutangku, katakan apa yang harus kulakukan!” Kata Soojung tegas.
            “Aku sudah mengatakannya, aku akan membalasmu, tapi tidak di tempat ramai seperti ini.” Minhyuk menanggapi santai.
            “Lantas kau mau apa?” Soojung tidak sabar mendengar Minhyuk mencoba bermain kata-kata dengannya.
            “Nanti kita bicarakan lagi.” Ucapnya sambil memandang seseorang melewati bahu Soojung yang berjalan ke arah mereka berdiri.
            “Kenapa? Kau takut melakukannya disini? Pengecut.” Soojung tertawa sinis.
            “Yah, jaga ucapanmu!”
            “Soojung-ah… Ada masalah?” Jonghyun menghampirinya kemudian melirik Minhyuk yang sedang menatapnya tajam. Soojung agak terkejut, kemudian berbalik menghadap Jonghyun.
            “Oh, oppa, tidak ada.” Ia melihat Minhyuk pergi begitu saja tanpa ekspresi.
            “Sepertinya kau ada masalah dengannya. Gwenchana?” Jonghyun melihat kepergian Minhyuk, ia ingin mengetahui penyebab mereka bisa saling membenci seperti itu. Ia tidak ingin Soojung terlibat masalah dengan keluarga Kang mengingat pamannya sangat membenci keluarga mereka. Sebelum masalah semakin melebar, ia akan mengawasinya. Melindungi Jung Soojung, kini menjadi tugas tambahan baginya.
            “Kajja..” Ia merangkul pundak Soojung dan membawanya ke mobil dimana ayah Sehun sudah menunggu.
            “Oh.. Kajja.” Ucapnya tersenyum. Soojung melihat mata Jonghyun, pria itu tidak berubah. Masih tetap mendampinginya di situasi apapun. Lee Jonghyun, teman masa kecil Yonghwa oppa yang sekarang menjadi manajer perusahaan, dimana ayah Jonghyun adalah sahabat ayahnya yang merupakan salah satu CEO dan pemilik saham yang juga turut andil dalam mendirikan SM Entertainment. Ia senang, masih memiliki Jonghyun sebagai pengganti kakaknya yang sekarang entah berada di belahan bumi sebelah mana.

            Dari dalam mobil, Kang Minhyuk melihat gadis itu di rangkul oleh manajernya, terlihat akrab. Apa yang gadis itu katakan tadi? Oppa? Oh, tidak ada gunanya dipikirkan. Baginya, gadis itu masih harus membayar hutang yang suatu saat pasti akan ia tagih. Ya, gadis itu harus membayar apa yang telah ia perbuat, mempermalukannya di depan umum bukanlah hal yang mudah untuk dimaafkan. Siapapun, yang berani menghadapi Kang Minhyuk, tidak akan pernah ia lepas begitu saja. Tanpa sadar ia menyentuh pipinya, teringat jelas bagaimana telapak tangan itu pernah mendarat disana. Kemudian mobilnya meninggalkan gedung menuju jalan raya yang ramai seramai gemuruh yang muncul dihatinya.

                                                               tbc


Hmm.. Ok, awalnya saya pernah berpikir bahwa komentar itu adalah suatu hal yang, tidak terlalu penting. Tapi ternyata, setelah mendapat beberapa komen, hal itu bisa membangkitkan semangat ketika malas untuk menulis.
So, give me your feedback (kritik dan sarannya) biar si author gak males nulis, eh ngetik, eh maksudnya nerusin cerita.keke..
Dan, disini ada beberapa cast tambahan sesuai request, ada yg minta Yonghwa, ada juga yg minta Jonghyun dibuat cinta segtiga. Jadi author berusaha merealisasikannya.
Hope you like it..

@dean_pure


Tidak ada komentar:

Posting Komentar