Title: DON’T CALL ME JULIET (PART 2)
Author: Dean_Pure
Rating: PG-15
Genre: Romance, AU
Length: Chaptered
Main Cast:
- Krystal f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
Disclaimer: Real Mine!
Note: Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it…
Sehun hanya terdiam mengikuti langkah Soojung dari belakang. Ia tahu, ketika gadis itu sedang marah atau sedih, maka jangan pernah memberanikan diri untuk menginterupsinya sebelum amarah itu reda. Selama hampir separuh hidupnya berteman dengan Soojung, tentunya ia sudah hafal karakter sahabatnya ini. Ia hanya membiarkannya berdiam diri seperti itu hingga gadis itu mulai berbicara lagi dengannya. Bertahun-tahun ia mempelajari satu hal, jangan berurusan dengan wanita yang sedang marah karena itu sama halnya kau masuk ke kandang macan yang sedang kelaparan.
Soojung duduk dengan kesal di kursi taman kampus. Dengan kesal ia menghapus air matanya. Ekspresinya masih tidak berubah dan menatap Sehun kesal.
“Yah! Kalau kau di ganggu seperti itu jangan hanya diam saja! Kau bukan bawahannya, kau sudah minta maaf dan itu sudah cukup!” Sehun sudah memprediksi apa yang akan dikatakan Soojung. Dengan hati-hati ia duduk disampingnya.
“Tapi kau tidak tahu kau berurusan dengan siapa.” Sehun membela diri.
“Memangnya dia siapa? Yah, berapa kali aku bilang padamu? Bahkan dengan preman sekalipun, kalau kau benar, jangan pernah merendahkan harga dirimu! Kau ini teman dari Jung Soojung, kalau kau dalam masalah, aku pasti selalu membantumu!” Bentak Soojung.
“Tapi Jungie, dia itu.. Orang yang paling di segani di kampus. Kau tidak mengenalnya? Semua orang normal pasti tidak akan mau mencari gara-gara dengannya.”
“Heol, memangnya dia siapa harus disegani seperti itu? Aaaah.. sudahlah.. Aku tidak akan mau mengenalnya dan aku tidak mau bertemu dengannya lagi. Dan kau! Jika dia mengganggumu, segera hubungi aku!” Yeah, seperti inilah Jung Soojung, perkataan dan perbuatannya tidak pernah sesuai.
“Eoh, arraseo, jika aku berurusan dengannya lagi, aku akan menghubungimu dan kau akan membantuku, benarkan? Itu berarti kau akan bertemu lagi dengannya.” Sehun tertawa.
“Eiissh…” Soojung menatapnya marah.
“Ndo, gwenchana? Apa aku harus melaporkan perlakuannya padamu tadi pada presiden Jung?” Sehun bertanya dengan hati-hati.
“Andwae, tidak perlu. Aku baik-baik saja.” Jawabnya pelan. Soojung melihat jam tangannya, ia mengambil sesuatu di dalam tasnya dan memberikan kotak makan pada Sehun kemudian pergi.
“Yah, kau mau kemana?” Sehun berteriak sambil memegang kotak makan itu.
“Aku ada kelas. Itu, makanlah, tadi samchon membelikanku makanan banyak sekali. Sampai jumpa.” Soojung meninggalkannya. Ia membuka kotak makan yang berisi sushi. Dengan lahap ia memakannya.
Selalu seperti ini, dari mereka kecil, Soojung selalu mengerti keadaannya tapi tidak pernah sekalipun mengasihaninya dan itu sangat ia syukuri. Menjadi anak seorang supir perusahaan milik presiden Jung memang terkadang membuatnya malu. Tapi Soojung justru terlihat senang memiliki teman sepertinya. Ia teringat pertama kali bertemu dengannya 8 tahun yang lalu, ia menggandeng tangan ayahnya usai mengantarkan mobil ke rumah paman Soojung. Gadis itu melihatnya dan memberikannya coklat. Saat itu, Soojung sangat manis dan baik hati. Ia tidak pernah membedakan teman sesuai strata sosial walaupun orang kaya sepertinya pasti akan melakukannya. Terlebih, mengetahui bahwa ia hanya hidup bersama ayahnya karena ibunya sudah tiada saat ia masih kecil, membuat gadis itu semakin bersimpati dan bersahabat dengannya sampai sekarang. Hal itu, mungkin karena Soojung juga merasakan hal yang sama.
----- 0 -----
Makan malam adalah kegiatan yang paling Minhyuk benci, karena ia akan mendapatkan petuah-petuah dari ayahnya mengenai bisnis, bisnis dan bisnis. Hal seperti inilah yang membuatnya lebih senang berada di club malam atau tempat-tempat menyenangkan lainnya. Orang lain menganggap rumah adalah surga yang nyaman dan menenangkan. Tapi baginya, rumah tak lain adalah neraka. Terkadang ia terpikir ingin menjadi anak dari keluarga sederhana, sepertinya itu jauh lebih menyenangkan.
“Minhyuk-ah… Sebentar lagi kau akan lulus dari kuliahmu, appa mau kau melanjutkan bisnis keluarga kita. Kau adalah satu-satunya anak appa yang bisa appa percaya. Setelah kau lulus, kau harus mengurus cabang perusahaan kita yang ada di Jepang.” Minhyuk melihat ayahnya mengatakannya dengan tenang tanpa beban sedikitpun. Minhyuk menghembuskan nafas berat. Ia masih belum siap mengurus semuanya. Ia tidak tertarik dengan semua ini. Tapi sedikitpun ia tidak bisa membantah. Sekalinya ia membantah, maka sudah dipastikan perang dunia ketiga akan pecah. Oemma menepuk pundaknya untuk memberikan dukungan. Ya, semua orang tidak pernah berada di pihaknya dan tidak pernah tahu apa yang ia inginkan sebenarnya. Jika semua orang berpikir bahwa ia bahagia menjadi anak orang kaya dan terhormat? Kau salah!
“Dan mulai besok, kau harus pergi ke FNC agar kau tahu bagaimana cara mengelola perusahaan kita. Hentikan semua kebiasaan burukmu dan mulailah menjadi dewasa.” Perintah ayahnya yang sudah dipastikan tidak bisa dibantah. Dengan enggan ia menganggukkan kepalanya. Membayangkan hari esok membuatnya membuatya malas untuk menyapa matahari terbit.
Setelah kelasnya usai, ia di jemput oleh Lee samchon yang tak lain adalah ayah dari sahabatnya, Lee Jungshin. Bodyguard Lee adalah orang kepercayaan ayahnya yang bisa mengatur segala hal yang berkaitan dengan keamanan di perusahaan termasuk menjaga putra tunggal keluarga Kang. Minhyuk menghirup nafasnya dalam, hari-hari buruknya akan segera dimulai.
“Samchon, kita langsung ke FNC sekarang?”
“Ani, presiden Kang menyuruhmu menggantikannya pergi ke gedung SBS, beberapa idol kita yang akan mengisi acara disana. Kau akan ikut mengawasi jalannya acara dan menemani idol kita. Itu tugas pertamamu. Jadi kita menuju kesana sekarang.” Jelas bodyguard Lee.
“Ahh… Hanya mengawasi? Tidak masalah, asal aku tidak harus menghitung besarnya pemasukan perusahaan.” Minhyuk menghibur dirinya sendiri. bodyguard Lee tertawa mendengarnya.
“Minhyuk-ah, sebentar lagi kau akan mewarisi perusahaan. Kau akan belajar itu nanti.” Sahutnya membuat minhyuk kembali tak bersemangat.
“Aiissh.. Samchun, bagaimana bisa kau menakutiku seperti itu? Berapa kali aku cerita padamu? Aku masih belum siap.” Rengek Minhyuk menambah kesan imut diwajahnya. Seperti itulah Minhyuk sejak kecil. Merengek pada bodyguardnya agar pria paruh baya ini mau menyampaikan keinginannya pada ayahnya dan pada akhirnya permintaan Minhyuk terpenuhi.
“Hyuk-ah, kau seharusnya bersyukur. Kau memiliki hak istimewa terlahir sebagai seorang Kang, jadi kau tidak harus bersusah payah melamar pekerjaan kesana kemari nantinya. Apa kau tidak tahu melamar pekerjaan sekarang sangat sulit?” Yeah, itu benar, tapi jika pekerjaan itu tidak sesuai dengan hatimu, percuma saja bukan?
Sesampainya di gedung SBS, bodyguard Lee mendampingi Minhyuk dan memperkenalkannya pada beberapa kolega dan produser disana. Tanpa disangka-sangka Minhyuk mampu menjalaninya dengan baik. Ia juga memberikan semangatnya pada beberapa idolnya dengan hangat. Sehingga para idol mereka, terutama para anggota girl grup bahagia dibuatnya. Siapa yang bisa menolak pria setampan Kang Minhyuk?
Setelah mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai calon presiden, ia duduk di bangku penonton paling depan agar bisa menyaksikan perform dari berbagai idol sebagai bahan evaluasi untuk idol dari perusahaannya. Suasana menjadi riuh karena sebentar lagi acara akan dimulai. Beberapa staff sudah standby di tempat mereka masing-masing.
Tapi tatapannya beralih pada seseorang yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya. Aahh.. benar, gadis itu ada disana terlihat ceria memberikan semangat pada idol grup yang dikenal berasal dari SM Entertainment. Ia heran, gadis itu terlihat bekerja keras di usianya yang masih sangat muda mengingat keluarganya termasuk dari kalangan terhormat. Umumnya, gadis seusianya hanya bisa merengek agar dibelikan peralatan make up dan baju mahal. Tapi gadis itu, tampak bersemangat sekali.
Ia teringat kejadian itu kemudian tanpa sadar meraba pipi yang pernah ditampar gadis itu. Senyumnya kembali mengembang.
---- 0 ----
“Fighting….!!” Soojung memberikan keceriannya pada mereka. Para anggota girl grup semangat dibuatnya. “Aku akan melihatnya dari sana.” Soojung menunjuk ke kursi penonton.
Ia berlari dan mencari tempat duduk kosong. Ia berusaha mencari bangku yang dekat dengan stage sehingga ia bisa mengawasi jalannya acara dengan jelas. Setelah mendapatkan tempat, ia duduk dengan nyaman disana. Tersenyum melihat kerja kerasnya hari ini. Baginya, pekerjaan ini sangat menyenangkan. Ia akan membuktikan pada semua orang, terutama kepada kedua orang tuanya bahwa ia bisa menjadi anak yang patut dibanggakan.
“Tampaknya kau menikmati pekerjaanmu? Jangan tertalu senang, kau tidak akan pernah tahu roda kehidupan ini berputar cepat sekali.”
Ia mendengar suara seorang pria. Kalimat itu sangat mengganggunya. Ia melihat siapa yang mengatakannya, kemudian matanya melebar. That guy!!
“Kau!!”
“Sepertinya kau senang melihatku.” Minhyuk mengalihkan pandangan dan kembali bersandar pada kursinya.
“Mwo?” Soojung tidak bisa berkata-kata… Pria ini benar-benar! Heol…!
Soojung berdiri dan hendak pergi mencari bangku lain tapi tangannya ditahan, dengan kasar pria itu menjatuhkannya kembali ke kursi.
“Kau pikir kau mau kemana? Tidakkah kau lihat acara sudah dimulai? Kau akan menghalangi pandangan penonton dibelakangmu.”
Soojung masih memandangnya tidak percaya. Mengingat apa yang baru saja dilakukannya membuatnya teringat kejadian waktu itu. Amarahnya kembali memuncak.
“Yah! Kau benar-benar tidak memiliki sopan santun, apa kau tidak pernah diajarkan masalah itu oleh orang tuamu?” Soojung menarik lengannya yang masih dipegang Minhyuk.
“Hmmph.. Kurasa tidak!” Dan itu memang benar. Kedua orang tuanya sibuk pada kegiatan masing-masing. Siapa yang akan mengajarkannya tentang sopan santun? Bahkan kasih sayang keluarga, ia lupa bagaimana rasanya.
“Aku turut prihatin!” Soojung bermaksud menghinanya. Ekspresi gadis itu membuatnya tertarik.
“Thanks, tapi ada yang perlu kuingatkan padamu. Kau masih berhutang padaku satu hal.” Minhyuk mendekatkan diri pada Soojung.
“Mwo? Hutang? Apa yang kau bicarakan sekarang?”
“Ini…” Ia memegang pipi yang pernah di tampar gadis itu. “Kau akan mendapatkannya persis di tempat yang sama.”
Apa? Pria ini ingin membalasnya? Ya Tuhan, dosa apa yang ia lakukan dimasa lalu hingga harus bertemu dengan pria seperti ini, lagi? Soojung menggelengkan kepalanya.
“Kau benar-benar, gentleman!” Sindirnya, kemudian pergi. Minhyuk tertawa, that girl’s so funny.
Gadis itu hampir menabrak bodyguard Lee, lalu mereka saling membungkuk. Minhyuk masih mengawasinya. Lee samchon sepertinya mengetahui seluk beluk gadis itu.
---- 0 ----
“Benarkah? Lantas apa yang kau katakan saat itu?” Tanya Sehun penasaran.
“Sudah kubilang, aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku tidak bisa menghadapi orang yang terlalu narsis seperti itu. Mendengarnya saja, kau pasti ingin melemparkan sepatumu ke mulutnya. Tapi sepertinya dia seorang fanboy dari salah satu idol group. Buktinya dia berada disana, di bangku penonton, kau tahu? Bahkan yang paling depan!” Soojung menunjukkan ketidakpercayaannya dan tertawa geli.
“Yah, sepertinya kau harus mengenalnya. Okay, dengar, dia…” Soojung memotong pembicaraannya.
“Tidak, aku tidak mau mengenalnya Sehun-ah. Aku yakin itu adalah pertemuan terkhir kami.” Soojung mengedipkan mata dan pura-pura merinding.
“Hey, kau harus tahu. Ini serius Soojungie. Dengarkan dulu!” Sehun memaksa.
Melihat Sehun seperti itu, artinya ada sesuatu yang serius. “Okay, apa yang harus kuketahui?” Soojung tampak tidak tertarik.
“Kenapa dia suka berlaku semena-mena? Kenapa ia selalu merasa seperti penguasa? Dan kenapa ia terlihat sombong? Karena ia adalah seorang Kang.” Soojung mengedipkan mata, menatap Sehun tidak mengerti. Seorang Kang? Memangnya siapa….
Oh?
Seperti ada lampu menyala di kepalanya. Grup Kang?
“Benar, saingan terbesar SM.” Sehun menjawab ekspresi Soojung.
Yeah, FNC Entertainment, perusahaan hiburan yang bersaing dengan perusahaan milik keluarganya, dan perusahaan yang sangat dibenci oleh pamannya itu. Soojung tertawa singkat. Baiklah.. Ia akan mengikuti permainan yang mulai terlihat di hadapannya. Be carefull.. Mr. Kang.. Ucapnya dalam hati.
tbc
Entah kenapa setiap aku bikin chapter awal selalu membosankan :( Maafkanlah wahai pembacaku.
Untuk semua yang udah pernah komentar dan tetap memberikan komentar, thanks a lot :)
Semoga si author bisa update secepatnya biar chapter2 awal yang membosankan ini segera terlewati..
Happy reading...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar