Senin, 05 Mei 2014

Don't Call Me Juliet (Chapter 5)

Title:             DON’T CALL ME JULIET (PART 5)
Author:         Dean_Pure
Rating:          PG-15
Genre:          Romance, AU
Length:         Chaptered
Main Cast:
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer:   Original Mine!
Note:              Mungkin cerita ini udah
banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me
support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo
dan membosankan. Hope you like it.


           Soojung beristirahat di loby sambil membaca tabloid yang ia beli di kios majalah dalam perjalanan menuju gedung SM, tabloid itu menarik perhatiannya karena terdapat foto berukuran besar yang terpampang hampir memenuhi satu halaman utama media cetak itu. Sekali lagi ia mencerna judul yang membuatnya cemas.

[BREAKING] F(X) LUNA AND FT ISLAND’S LEE HONGKI GO PUBLIC WITH THEIR REAL RELATIONSHIP DURING FILMING WGM

Jumat, 18 April 2014

Don't Call Me Juliet (Chapter 4)

Title:              DON’T CALL ME JULIET (PART 4)
Author:         Dean_Pure 
Rating:          PG-15
Genre:           Romance, AU 
Length:         Chaptered
Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast: 
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer:  Original Mine!
Note:             Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it.


            Hari ini adalah hari yang menyenangkan baginya, selain karena ia mendapatkan nilai ujian yang bagus, ia juga mendapat kabar dari Yonghwa oppa melalui pesan singkat. Walaupun hanya memberikan kabar, tapi kata-katanya terasa begitu hangat. Ia merindukan kakaknya, satu-satunya saudara yang ia miliki. Sekali lagi, ia melihat pesan itu sembari tersenyum di dalam kelas yang hanya ada ia seorang.

            ‘ Jungie-ah, bagaimana kabarmu? Sekarang oppa sedang berada di Italy. Kau ingin kukirimkan oleh-olehapa? Ketika aku melewati sebuah pusat perbelanjaan disini, aku teringat padamu karena disini banyak berbagai macam topi, kau suka topi kan? Aku merindukanmu Jung, kuharap kau selalu sehat, dan sampaikan salamku pada Samchon. Aku disini baik-baik saja. Dan jika tour ini selesai, aku akan berlibur ke Korea.'

            Your beloved oppa,
            Yonghwa

             Ia berharap Yonghwa benar-benar akan pulang, sudah lama ia tidak bertemu dengannya. Selama 5 tahun, Yonghwa hanya mengunjunginya sekali dalam setahun. Dalam hatinya, ia berharap, kakaknya selalu ada disisinya. Ia sendirian, ia kesepian, seandainya ia bisa ikut kemanapun kakaknya pergi. Tiba-tiba, kenangan waktu itu muncul.

Flashback

            “Soojung-ah, aku tidak ingin membahayakanmu, aku ingin kau tumbuh dengan baik disini bersama Samchon, ini sudah keputusanku dan keputusanku sudah bulat. Oppa tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, Jungie. Sudahlah, jangan menangis seperti itu, kau sudah besar, bukan anak kecil lagi. Oh? Oppa janji, oppa akan mengunjungimu sesekali. Dan saat kita bertemu, oppa akan mengajakmu ke taman bermain dan kita akan bermain bersama. Oh?” Yonghwa berlutut dihadapannya sambil memegang pundak mungilnya.

            “Op.. Oppaa.. Aku tidak mau sendirian, jangan pergi, hiks.. ak..aku.. ingin ikut denganmu.. hiks.. Opp..oppaa.. Jebal.. Jangan tinggalkan aku..” Soojung terisak melihat Yonghwa yang menatapnya sedih dengan tas punggung besar disebelahnya. Tangisnya semakin pecah saat Yonghwa berdiri dan melepaskan tangan Soojung yang mencengkram bajunya.

            “Mian Soojung-ah, oppa harus pergi, oppa berjanji akan mengirimkan barang-barang kesukaanmu, kau tahu? Pernak-pernik di luar negeri sangat bagus.” Bujuknya. Tapi tangisnya masih belum berhenti.

            “Kumohon jangan menangis Jungie..” Yonghwa mensejajarkan pandangannya dan menghapus air matanya. Soojung masih terisak, dan isakan itu semakin kencang saat Samchon membawanya masuk ke dalam rumah. Yonghwa hanya melihatnya dari pintu gerbang kemudian pergi.

Flashback off

            Seandainya mereka semua bisa merasakan apa yang ia rasakan saat itu. Kesepian, selalu sendirian dan tidak ada yang menghiburnya. Seolah semua orang telah sepakat untuk meninggalkannya satu persatu. Eomma, appa, oppa, bahkan teman di masa kecilnya, mereka bilang mereka mencintainya, tapi kenapa dengan mudah mereka meninggalkannya disaat ia masih membutuhkan mereka semua? Keluarga, ia merindukan keluarga yang utuh. Jika ia boleh memilih, ia ingin berada di dekat kedua orang tuanya dimanapun mereka berada. Tapi itu dulu.. Kini ia bisa sedikit bernafas lega, meskipun luka karena ditinggalkan tidak akan pernah hilang dari hatinya.

            Dan sebentar lagi, Yonghwa akan pulang mengunjunginya. Ia tersenyum mengetahui fakta itu.

            “Yah, Jung Soojung, kau tidak mendengarku? Ya Tuhan, ada apa dengan gadis ini.” Sehun berdiri di pintu kelas menggelengkan kepalanya melihat sikap Soojung yang sedikit aneh.

            Soojung sedikit terkejut, tapi tetap bergeming. “Oh, sejak kapan kau ada disini?”

            “Sejak aku melihatmu senyum-senyum sendiri seperti orang yang baru saja jatuh cinta.” Sehun menggodanya.

            “Mworago? Jatuh cinta kepalamu!” Soojung tertawa pendek.

Jumat, 11 April 2014

Don't Call Me Juliet (Chapter 3)

Title:              DON’T CALL ME JULIET (PART 3)
Author:         Dean_Pure 
Rating:          PG-15
Genre:           Romance, AU 
Length:         Chaptered
Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast: 
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
- Lee Jonghyun CNBLUE
- Jung Yonghwa CNBLUE
Disclaimer:  Original Mine!
Note:             Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it.



            Jung Jihoon menyiapkan makan malam untuk Soojung. Gadis itu selalu merengek agar dimasakan olehnya. Dan baginya, sangat menyenangkan jika ada orang lain menghargai karyanya, walaupun hanya memasak tapi melihat Soojung tersenyum setiap ia menikmati makanannya membuatnya senang. Setidaknya sebagai orang tua asuh bagi Soojung, ia tidak gagal. Sehingga, tugas pembantu di rumah ini hanya membersihkan rumah dan menyiapkan keperluan mereka.
            “Wuah samchon, ini daging panggang?” Soojung melihat makanan yang terhidang di hadapannya dan segera duduk dengan manis sambil bertepuk tangan layaknya anak kecil yang melihat pertunjukan badut.

Jumat, 04 April 2014

Don't Call Me Juliet (Part 2)

Title:             DON’T CALL ME JULIET (PART 2)
Author:        Dean_Pure 
Rating:         PG-15
Genre:          Romance, AU 
Length:        Chaptered
Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE
Other Cast: 
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO
Disclaimer:  Real Mine!
Note:             Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya. Maaf jika banyak typo dan membosankan. Hope you like it…



            Sehun hanya terdiam mengikuti langkah Soojung dari belakang. Ia tahu, ketika gadis itu sedang marah atau sedih, maka jangan pernah memberanikan diri untuk menginterupsinya sebelum amarah itu reda. Selama hampir separuh hidupnya berteman dengan Soojung, tentunya ia sudah hafal karakter sahabatnya ini. Ia hanya membiarkannya berdiam diri seperti itu hingga gadis itu mulai berbicara lagi dengannya. Bertahun-tahun ia mempelajari satu hal, jangan berurusan dengan wanita yang sedang marah karena itu sama halnya kau masuk ke kandang macan yang sedang kelaparan.
            Soojung duduk dengan kesal di kursi taman kampus. Dengan kesal ia menghapus air matanya. Ekspresinya masih tidak berubah dan menatap Sehun kesal.
            “Yah! Kalau kau di ganggu seperti itu jangan hanya diam saja! Kau bukan bawahannya, kau sudah minta maaf dan itu sudah cukup!” Sehun sudah memprediksi apa yang akan dikatakan Soojung. Dengan hati-hati ia duduk disampingnya.
            “Tapi kau tidak tahu kau berurusan dengan siapa.” Sehun membela diri.
            “Memangnya dia siapa? Yah, berapa kali aku bilang padamu? Bahkan dengan preman sekalipun, kalau kau benar, jangan pernah merendahkan harga dirimu! Kau ini teman dari Jung Soojung, kalau kau dalam masalah, aku pasti selalu membantumu!” Bentak Soojung.
            “Tapi Jungie, dia itu.. Orang yang paling di segani di kampus. Kau tidak mengenalnya? Semua orang normal pasti tidak akan mau mencari gara-gara dengannya.”

Sabtu, 29 Maret 2014

Don't Call Me Juliet (part 1)

Title:               DON’T CALL ME JULIET (PART 1)
Author:          Dean_Pure
Rating:          PG-15
Genre:           Romance, AU
Length:         Chaptered
Main Cast:
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE

Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO


Disclaimer:  Real Mine!
Note:             Hai… I’m came back with another story. Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya, untuk perbaikan di chapter berikutnya. Maaf kalau masih ditemui banyak typo. Happy reading ^^



            Suara nyaring yang memekakkan telinga membuatnya terbangun dari tidurnya yang baru dimulai pukul empat pagi. Suara itu sangat menganggunya, dengan marah ia membanting benda yang menghasilkan suara itu dan mendaratlah benda itu ke lantai dekat pintu kamarnya. Tapi sayang, suara itu masih tetap nyaring terdengar. Dengan enggan ia bangkit dan berjalan memungut jam beker yang tergeletak tak berdaya. Tiba-tiba ia merasa ruangannya seperti berputar hebat, rasa pusing yang ia rasakan semakin parah saat ia memungut benda menyebalkan itu. Ia menggelengkan kepala mencoba mengusir rasa sakit di kepalanya.

Jumat, 21 Maret 2014

Don’t Call Me Juliet (prolog)

Title:               Don’t Call Me Juliet (prolog)
Author:          Dean_Pure
Rating:          PG-15
Genre:           Romance
Length:         Chaptered
Main Cast:
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE

Other Cast:
- Lee Jungshin CNBLUE
- Jung Ji Hoon (Rain)
- Sehun EXO


Disclaimer:  Real Mine!
Note:             Hai… I’m came back with another story. Mungkin cerita ini udah banyak dan umum tapi saya mencoba membuat versi saya sendiri. So, give me support and I’ll do the best. Jangan lupa komentarnya, untuk kebaikan dalam menulis berikutnya. Maaf jika banyak typo. Happy reading ^^




PROLOG

Love? Disappointed? Broken? Powerless?

Seandainya ia tidak pernah merasakannya.

Seandainya ia bisa melangkah sendiri.

Seandainya ia tidak pernah dilahirkan.

Seandainya ia bukanlah dirinya.

Seandainya ia tidak pernah mengenalnya.



Mungkin hidup tidak sepahit ini.




Second FF......???


Here we go...!!
My next story :)

Don't Call Me Juliet is my second ff after Don't Say Goodbye.
Hope you like it...





Editannya jelek ya? Mian T.T

DON’T SAY GOODBYE (epilog)

Title:               DON’T SAY GOODBYE (epilog)

Author:          Dean_Pure

Rating:          PG-15

Genre:           Romance

Length:         Chaptered

Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE

Other Cast: 
Kai EXO
- Jung Yonghwa CNBLUE
- Luna F(x)

Disclaimer:  Real Mine!
Note:            Semoga bisa ketemu di lain judul ^^






1 tahun kemudian


KOREAN NEWS

Seoul, 2 Maret 2015


PESEPAK BOLA NASIONAL KANG MINHYUK RESMI 

MENIKAHI JUNG SOOJUNG




Kabar bahagia datang dari pesepak bola nasional Kang Minhyuk bersama Jung Soojung. Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, pasangan ini mengikat tali pernikahan pada Minggu (01/03) lalu di Coex Walkerhill Grand Ballroom.

Menyambut hari bahagianya tersebut, pesepak bola yang menjadi penentu kemenangan di laga final Korea Selatan melawan Malaysia tahun lalu ini pun hadir dalam acara jumpa pers yang diselenggarakan sebelum pernikahannya. Ia menceritakan mengenai awal mula hubungan asmaranya dengan Jung Soojung.

“Karena pesta ulang tahun mantan dokter psikoterapi kami, aku bisa bertemu gadis unik seperti dia. Dan setelah itu, mulailah kisah kami yang panjang dan akhirnya dia berkata ‘iya’ saat aku melamarnya.” Ungkapnya.
Mendengar pernyataan sang calon suami, Jung Soojung pun hanya tertawa. Minhyuk juga menceritakan bagaimana ia melamar wanita yang dicintainya tersebut.

“Ketika aku meminta kakaknya membawanya ke pertandingan, aku telah menyiapkan cincin dan berniat akan melamarnya di lapangan sepak bola usai pertandinganku. Di bench, aku telah menyiapkan cincin dan bertanya padanya apakah ia mau menjadi ibu dari anak-anakku. Awalnya aku ragu, tapi akhirnya dia berkata ‘iya’ yang membuatku seperti ingin terbang.” Ungkapnya malu-malu yang disambut oleh tawa para wartawan. Sedangkan mereka berdua hanya saling pandang dan tersenyum penuh arti.

Ketika para wartawan ingin mengabadikan gambar mereka, Soojung sama sekali tidak melepas gandengannya di lengan Kang Minhyuk membuat mereka tampak romantis dan terlihat begitu serasi.

Pasangan yang sedang berbahagia ini kabarnya akan segera melaksanakan bulan madu mereka sebelum musim pertandingan akan dimulai. Selamat atas pernikahannya! doc.



SEKIAN





Sampai ketemu di lain kesempatan ^^
@dean_pure

DON’T SAY GOODBYE (PART 15) Final

Title:               DON’T SAY GOODBYE (PART 15) Final

Author:          Dean_Pure

Rating:          PG-15

Genre:           Romance

Length:         Chaptered

Main Cast: 
- Krystal  f(x)
- Kang Minhyuk CNBLUE

Other Cast: 
Kai EXO
- Jung Yonghwa CNBLUE
- Luna F(x)

Disclaimer:  Real Mine!

Note:             Ff ini juga aku posting di aff dengan nama author yang sama. Hope you like it guys.. Tolong tinggalin komentar, saran dan kritik ya..




Hampir setiap malam Soojung selalu menyiapkan makan malam untuk Kang Minhyuk di kediaman pria itu. Baginya, bisa menyiapkan makan malam saat Minhyuk masih berada di tempat latihan adalah hal yang menyenangkan. Karena ketika pria yang sangat ia cintai itu pulang, dan melihat Soojung ada disana untuk menyiapkan makan malam untuknya, wajah lelah Minhyuk langsung lenyap begitu saja.

Saat irisan telur di letakkan di atas meja makan, ia mendengar berita mengenai dunia olah raga di televisi. Ia menaikkan volume suara agar bisa mendengar berita itu sambil menata meja makan. Soojung selalu mengantisipasi berita terbaru mengenai kekasihnya. Entah itu berita buruk atau berita baik. Setidaknya ia tidak akan ketinggalan berita. Dan itulah yang membuatnya mengerti tentang dunia olah raga akhir-akhir ini. Tapi kali ini yang ia dengar mengejutkannya hingga sumpit yang ia pegang terlepas dan jatuh berdentingan di lantai.

Soojung menghentikan aktifitasnya, menaikkan volume suara lebih keras lagi, kemudian fokus pada berita yang lihat.


Transfer pemain depan Korea dari klub Seoul FC bulan Januari lalu telah menyebabkan pihak berwenang nasional untuk menuntut klub tersebut dengan tuduhan penggelapan pajak karena nilai kontrak telah menggelembung dari $ 74 juta menjadi $ 138 juta. Hakim memerintahkan otoritas pajak untuk mengembalikan penarikan pajak klub itu dari tahun 2011 sampai 2013 dan memeriksa sejumlah staf dan mananjer asal klub tersebut yang tak lain adalah manajer Kim Jong Un selaku pelatih sekaligus pengasuh klub Seoul FC. Tak hanya itu, manajer Kim juga mendapati tuduhan penyuapan dalam penyeleksian timnas mulai dari tahun 2011 sebagai akibat dari pemecatan beberapa pemain dan staf karyawan secara sepihak yang menuai kecurigaan dari pihak AFC.


Belum selesai Soojung menyimak berita, ia mendengar bel rumah berbunyi. Harusnya Minhyuk tidak perlu menekan bell untuk bisa masuk rumah, pria itu tidak mungkin lupa dengan password pintu rumahnya sendiri kan? Dengan enggan ia membuka pintu. Soojung hendak menumpahkan kekesalan pada Minhyuk tapi kekesalan itu digantikan rasa terkejut saat melihat sosok wanita cantik dihadapannya memakai dress biru sedang memicingkan matanya pada Soojung.

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Kim Jiwon.

“Mwo? Seharusnya aku yang bertanya, mau apa kau datang kemari? Ini rumah kekasihku, dan aku berhak berada disini.” Soojung tersenyum sarkastis menandakan ia siap untuk berperang.

“Oh, jadi kau yang mengganti password pintu rumah ini? Hah, ternyata Minhyuk oppa tidak berubah.” Pernyataan Jiwoon membuat Soojung naik darah.

“Apa maksudmu?” Soojung menyatukan kedua alisnya.

“Ya, seperti itulah cara Minhyuk oppa memperlakukan pacar-pacarnya. Seolah kami memiliki hak penuh atas dirinya. Tapi kau lihat? Perlakuannya padaku tidak jauh beda dengan perlakuannya padamu. Kupikir kau hanya cinta sesaat saja sama seperti yang lainnya.” Jiwoon menerobos masuk dan berdiri menghadap Soojung yang masih berada di pintu.

“Apa yang kau inginkan? Segera selesaikan dan pergi dari sini.” Soojung tidak tahan menghadapi wanita ini. Sebelum amarahnya meningkat, sebaiknya ia mengusir wanita ini secepatnya.

“Aku mencari Kang Minhyuk tentu saja. Dimana dia?” Jiwoon mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

“Kenapa kau mencarinya?” Soojung semakin panas. Ia siap mengeluarkan magma yang ada di dalam hatinya.

“Itu urusanku, bukan urusanmu, urusanku dengan Minhyuk oppa.” Jiwoon duduk manis dengan melipat tangannya.

“Kau masih bisa bersikap seperti itu padahal ayahmu sekarang harus diperiksa polisi?” Soojung tersenyum mengejek. Jiwoon bangkit dari duduknya dan menghampiri Soojung.

“Mwo? Apa yang membuatmu berani berkata seperti itu? Kau tidak tahu apa-apa! Hah! Aku tidak percaya Kang Minhyuk bisa memilih wanita sepertimu. Asal kau tahu. Aku lebih memilikinya daripada kau!” Jiwoon menatapnya tajam.

“Memilikinya? Oh my God,  aku benar-benar tidak percaya pada wanita ini.” Soojung bermaksud meremehkannya.

“Kau pasti akan terkejut mendengarnya.” Jiwoon tersenyum sarkartis.

“Apa yang kau inginkan Kim Jiwoon?” Soojung tidak sabar kali ini.

“Kami sudah pernah tidur bersama!” Jiwoon menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

Soojung merasa seperti diserang penyakit jantung untuk pertama kalinya. Ia tidak menyangka Jiwoon bisa mengatakannya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Apa ia harus mempercayainya? Tapi mengingat Jiwoon juga pernah tinggal dirumah ini, hafal password rumah dan reputasi Kang Minhyuk sebagai playboy membuat Soojung ingin angkat kaki dari sana. Ia sulit berpikir dengan jernih saat ini. Amarah yang ia tahan sudah siap untuk di luapkan.

“…. We? Kau terkejut? Siapa yang tidak mengenal Kang Minhyuk sebagai seorang playboy? Kau tidak mengetahuinya? Aku turut prihatin.” Kim Jiwoon merasa menang sekarang.

“…. Kenapa kau melihatku seperti itu? Si jalang yang tidak tahu malu merebut kekasihku dan dia bersikap seolah-olah Kang Minhyuk adalah miliknya sungguh membuatku kesal.” Lanjutnya.


Plaak….!

Satu tamparan keras yang diberikan Soojung pada Jiwoon membuat wanita itu murka.

“Apa yang kau lakukan? Beraninya kau?” Jiwon hendak membalas tamparannya tapi Soojung berhasil menangkap tangan Jiwoon. Mata Soojung seperti ditusuk ribuan jarum karena rasa marah yang ia tahan, ia ingin menangis saat ini, tapi ia tidak akan mengeluarkannya dihadapan wanita ini. “Jangan pernah muncul dihadapanku! Pergilah dari kehidupan Minhyuk oppa secepatnya! Kau tidak sadar apa yang sudah kuucapkan tadi?” Jiwoon mengancamnya sambil meronta karena tangannya masih berada dalam genggaman Soojung. Kamudian dengan kasar Soojung melepasnya.

“Siapa yang harus pergi dari hadapanku?” Mereka mendengar suara Minhyuk yang sudah berdiri di belakang Soojung.

Jiwoon melihatnya dan segera memeluk Minhyuk sambil menangis di dada pria itu. “Oppaaa….”

Soojung tidak tahan dengan apa yang terjadi. Ia mengambil tas tangannya yang tergeletak di meja makan dan segera keluar dari rumah ini. Tapi niatan itu ditahan oleh Minhyuk yang mencengkram pergelangan tangannya. Ia berusaha melepasnya tapi tenaga Minhyuk terlalu kuat hingga membuat tangannya sakit.

Jiwoon melihatnya, ia melepas pelukannya. “Apa yang kau lakukan oppa? Aku juga terluka!”

“Tutup mulutmu. Aku berusaha bersikap baik padamu sebagai rasa terimakasih dan rasa bersalahku karena memanfaatkanmu agar aku bisa mencapai keinginanku. Tapi aku tidak bisa bersikap baik lagi kali ini saat aku melihatnya terluka. Aku tidak bisa memukul perempuan tapi… aku sudah memukulmu secara batin.” Minhyuk menjauh dari Jiwoon dan menarik Soojung mendekat padanya.

“Mwo?” Jiwoon memandang Minhyuk dengan mata yang mulai berair.

“Aku mencintainya, sangat mencintainya, dan akan terus mencintainya. Maaf karena sedikitpun aku tidak pernah mencintamu Jiwoonie, sudah berapa kali aku bilang padamu. Sebaiknya kau pergi dari kehidupanku mulai sekarang. Aku tidak akan pernah kembali padamu lagi.” Minhyuk mengatakannya dengan mantap membuat Jiwoon tersentak.

“Mworago? Kau melepaskanku begitu saja? Setelah apa yang appa lakukan padamu? Kau tahu, aku membutuhkanmu, karena appa sekarang.. appa.. appa..” Jiwoon tidak bisa menahan tangisnya kali ini. Ia terisak.

“Aku tahu Jiwoon-ah. Maafkan aku, aku bukan orang yang tepat untuk berada di sampingmu saat kau memiliki masalah seperti ini. Maafkan aku atas semua perlakuanku padamu. Dan maafkan aku karena tidak pernah bisa mencintaimu.” Minhyuk menepuk pundak Jiwoon sekilas. “Pergilah, ayahmu lebih membutuhkanmu sekarang.”

Jiwoon menghapus air matanya, terdiam beberapa saat, memandang Minhyuk dengan tatapan terluka, lalu menatap Soojung, ia mencoba mengatur nafasnya.

“Arraseo, apa yang appa bilang tentangmu benar. Kau tidak layak untukku karena kau, sudah bukan siapa-siapa lagi.” Kemudian ia pergi meninggalkan keheningan disana.

Soojung yang dari tadi hanya diam melihat kepergiannya, menjadi iba pada wanita itu. Ia sadar pada apa yang Minhyuk lakukan semata ingin menunjukkan padanya siapa yang sebenarnya ia cintai. Tapi Soojung masih mencoba untuk meronta dan melepaskan cengkraman erat Minhyuk.

“Lepaskan aku!” Soojung mendorong Minhyuk sekuat tenaga.

“Soojung-ah, kuharap kau tidak mempercayai perkataannya sedikitpun.” Minhyuk melepas cengkramannya di pergelangan tangan Soojung dan menatapnya dengan mata memohon.

“Awalnya aku percaya padamu oppa, tapi beberapa fakta yang meyakinkanku bahwa perkataannya memang benar, kau…. “ Soojung menarik nafas dalam karena entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sakit saat hendak mengatakannya. “Kau… pernah tidur dengannya.” Soojung memejamkan mata ketika kalimat itu terucap.

Air mata itu bergulir lagi dan sekali lagi harus disaksikan oleh Minhyuk sebagai akibat dari kesalahannya. Kesalahannya dimasa lalu yang membuat gadis itu terluka. Sekarang, bagaimana ia bisa menebus dosa dimasa lalu? Bagaimana ia bisa mengembalikan waktu untuk memperbaiki kesalahannya? Impossible.. Semua sudah terjadi dan ia harus menerimanya. Apakah ini yang dinamakan karma? Saat ia benar-benar memperjuangkan seseorang, tapi masa lalunya selalu menjadi penghalang.

“Oh, shiiit…” Minhyuk meninju tembok yang berada di belakangnya membuat gadis itu terkejut.

“… Soojung-ah.” Minhyuk mengatur nafasnya dan mencoba mencari penjelasan yang tepat. “Itu dulu… Ok, dengar, dulu aku buruk, aku sudah pernah mengatakannya padamu. Tapi setelah aku menemukanmu, aku tidak pernah sekalipun melakukan… Soojung, kumohon percaya padaku.. Aiiish..bagaimana aku bisa menebus kesalahanku di masa lalu?” Minhyuk mengguncang tubuh Soojung, ia terlihat frustasi pada apa yang ingin ia jelaskan.

Tapi hal itu cukup membuat Soojung mengetahui semuanya, kapan saat Minhyuk berbohong dan kapan saat ia sulit menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ia mengerti, ia tahu, Minhyuk memang orang yang buruk. Tapi itu sebelum ia mengenalnya. Ia tidak bisa melihat pria ini tertekan.

Soojung menarik tangan Minhyuk yang di tinjukan ke tembok. Terlihat goresan luka berderet di buku jarinya. Soojung membawanya duduk di ruang makan dan mengambil plester dari laci dapur. Ia mengobatinya dalam diam. Perlahan agar rasa perihnya tidak terasa. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

“Kau memaafkanku Soojungie? Kau percaya padaku?” Minhyuk bertanya pada Soojung yang terlihat sendu.
Soojung hanya mengangguk tanpa ekspresi.

“Benarkah? Kau percaya padaku? Katakan sesuatu Soojung, jangan diam saja!” Minhyuk menggenggam tangan Soojung saat luka di tangannya selesai di balut.

“Aku percaya kau tidak akan melakukan kesalahan yang sama, oppa.” Jawab Soojung masih enggan. Sekali lagi, otak dan hatinya tidak bisa sejalan. Disaat otaknya ingin pergi dari pria ini, hatinya ingin menetap.

“Gomawo, Soojung-ah..” Senyum Minhyuk mengembang, ia menarik gadis itu dalam pelukannya, sontak gadis itu mengelak dan menjauhkan diri darinya. Hal ini membuat Minhyuk membeku dan bertanya-tanya  apakah Soojung benar-benar memaafkannya?

“Aku tidak sudi di peluk seseorang yang telah dipeluk wanita lain. Mandi dulu sana! Hilangkan semua bekas pelukan itu dan segera kesini. Makanannya sudah hampir dingin!” Kang Minyhuk melihat gadis itu cemberut yang baginya sangat menggemaskan. Cemberut, cute dan cantik, hanya gadis ini yang bisa mengekspresikannya dalam waktu yang bersamaan. Minhyuk tersenyum lebar dan mengacak rambut Soojung gemas.

“Tunggu aku.” Kata Minhyuk berlalu sambil mencuri cium di pipi Soojung.

“Aaaaissh… ppalli!!” Soojung mengusap pipinya sebal yang sebenarnya justru membuatnya terkejut dengan sengatan listrik yang tiba-tiba.

Dan Minhyuk, hanya tertawa mendengarnya.



---- 0 ----



“Jadi, karena itu kah Sam di pecat dari klub?” Lagi-lagi Soojung menahan roll egg yang hendak ia makan karena sibuk bertanya pada Minhyuk.

“Yeah, padahal dia saksi kunci tentang kasus penggelapan pajak dan penyuapan yang sering manajer Kim lakukan saat itu. Ia mencoba mencari berkas-berkasnya, ternyata sudah di musnahkan oleh manajer Kim beserta stafnya. Untuk mencari aman, mereka memecat Sam dan beberapa pemain yang mengetahui hal tersebut.”

“Saat itu oppa mengetahuinya?” Soojung menanyakannya setelah berhasil memakan beberapa roll egg agar tidak tertahan lagi di sumpitnya karena deretan pertanyaan yang ingin ia ungkapkan.

“Aku tahu, tapi pura-pura tidak tahu adalah langkah yang tepat saat itu. Tapi aku menyesalinya sekarang.” Minhyuk menatap nasi yang ada di hadapannya.

“Sudahlah oppa, sekarang kau tidak berurusan dengannya lagi kan? Itu cukup membuatku senang.” Soojung menepuk tangan Minhyuk sekilas.

“Gomawo, Soojung-ah..” Baginya, gadis ini selalu menjadi penyejuk saat musim panas tiba.

Suara bell rumah kembali menginterupsi mereka. Soojung membuka pintu dan mendapati beberapa orang berseragam kepolisian berdiri disana.

“Kami dari kepolisian, mencari tuan Kang. Bisa kami menemuinya?” Seseorang memakai jaket hitam menunjukkan identitas kepolisiannya dan memberikan surat penangkapan.

“Mwo? Atas dasar apa kalian menangkap Minhyuk oppa?” Soojung tidak mengerti apa yang terjadi disini. Polisi ini pasti salah tangkap.

“Siapa?” Minhyuk menyusul Soojung.

“Kami dari kepolisian meminta anda segera ikut dengan kami untuk pemeriksaan yang berkaitan dengan kasus penggelapan pajak oleh Manajer Kim.Jong Un.” Beberapa orang berseragam polisi membawa Kang Minhyuk pergi.

Minhyuk terlihat pasrah. Ia menatap Soojung agar mempercayainya. Tapi hal itu membuat Soojung semakin panik. Tidak mungkin Minhyuk ditangkap. Ia tidak melakukan kesalahan apapun.

“Oppa, apa maksud mereka, oppa, kau tidak melakukan kesalahan apapun kan?” Soojung mengikuti mereka dari belakang.

“Gwenchana Soojung-ah, ini hanya pemeriksaan. Kau pulanglah. Aku tidak akan ditahan. Tunggu sampai aku menghubungimu. Percayalah padaku.”

“Mwo? Andwae…! Oppa!” Soojung tidak bisa mengikutinya karena Minhyuk sudah dibawa ke dalam mobil polisi.

Minhyuk hanya memandangnya nanar dari dalam mobil. Soojung memukul kaca jendela.

“Oppa!! Oppaaa…! Andwae… Kalau kau tidak bersalah, kenapa mereka menangkapmu? Oppa!” Mobil itu meninggalkan Soojung yang masih bingung dengan apa yang terjadi. Hari ini perubahan suasana di hati Soojung sangat cepat, membuat gadis itu kelelahan. Sangat lelah hingga kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya, ia terduduk di gerbang rumah Minhyuk dan menangisi apa yang terjadi padanya. Kang Minhyuk tidak akan ditahan, ia masih percaya pada satu hal, Kang Minhyuk tidak bersalah.



---- 0 ----



Seminggu sudah Kang Minhyuk tidak menghubunginya. Dan seminggu itu pula ia lebih memilih berdiam diri di kamar, hal ini membuat Yonghwa kewalahan membujuk adiknya untuk keluar dari tempat persembunyiannya agar bisa menghabiskan waktu di luar bersamanya dan Seohyun.

“Juuuung… kali ini tidak ada toleransi. Hentikan aksi berdiam dirimu itu dan bersiap-siaplah.” Yonghwa berkacak pinggang melihat adiknya yang menutup kepalanya dengan bantal.

“Juuuung….” Yonghwa kehilangan kesabaran. Ia mengambil seluruh bantal milik Soojung beserta bonekanya yang bisa digunakan adiknya sebagai penutup telinga.

“Aiiishh… oppa!! Jangan ganggu aku! Kkojjo!!” Soojung cemberut merampas bantal di pelukan Yonghwa.

“Tidak, dengar! Oppa tidak akan membiarkan acara berdiam dirimu ini menjadi kebiasaan. Jangan hanya karena kau kehilangan seseorang, lantas kau harus mengurung diri di kamar seperti ini. Itu tidak sehat Jung Soojung! Aku membiarkanmu beberapa hari karena kau memahami perasaanmu, tapi ini sudah tidak bisa di tolerir lagi. Cepat bangun dan pakai pakaian yang nyaman.” Nada Yonghwa terdengar tegas.

“Apa maksudmu oppa? Kita mau kemana?” Soojung masih cemberut melihat Yonghwa yang selalu bisa mengendalikannya.

“Jangan banyak tanya, dalam sepuluh menit, kau harus siap. Kami menunggumu di depan.” Yonghwa keluar dan menutup pintu kamar.

Soojung semakin kesal, ia menata kembali bantal-bantal yang berserakan di lantai. Dan ia memposisikan dirinya kembali ke posisi yang nyaman sebelum Yonghwa meneriakinya lagi.

Baru saja pemikiran itu muncul, Yonghwa kembali membuka pintu kamar Soojung dan membuatnya terkejut.

“Yaaaah…!! Ndo jjiinjja!!” Yonghwa hendak masuk lagi.

“Aaaaaargghh… arraseo oppa arraseo!!” Soojung melemparkan bantal kearah pintu.



---- 0 ----



“Kenapa kita harus kesini, oppa?” Soojung semakin cemberut melihat Yonghwa merangkul pundaknya memaksa duduk di tribun paling bawah dekat jalur pemain memasuki lapangan. Sebenarnya ia tidak tahu bila Yonghwa membawanya ke Hanguk Stadium. Tahu akan seperti ini, harusnya ia ikut menemani Mino saja di rumah orang tuanya.

“Ini putaran final, dan aku tidak akan melewatkan negaraku bertanding dengan negara Malaysia. Kau tahu? Timnas kita sekarang terlihat jauh lebih berkembang setelah manajer Kim di pecat secara tidak hormat. Oppa jamin, kau tidak akan menyesal melihatnya.” Soojung memutar bola matanya, ia masih tetap tidak tertarik.

Ia sangat kesal, berada disini membuatnya harus mengingat Kang Minhyuk lagi. Ia tidak tahu dimana kebeadaannya. Setelah menghilang selama seminggu, tanpa kabar, tanpa menghubunginya. Ia tahu Minhyuk tidak bersalah, seharusnya ia sudah bebas dari pemeriksaan itu.

Pertandingan dimulai, para pemain memasuki lapangan. Kedua tim menggunakan seragam yang berbeda. Terlihat kontras, dimana timnas Malaysia menggunakan jersey warna biru, sedangkan timnas Korea menggunakan jersey warna hijau. Para pemain berjejer dan memberi hormat satu sama lain, saling menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing dan berdiri di posisi masing-masing.

Soojung baru menyadari ada sosok pria yang tidak asing baginya. Pria itu berada di tengah lapangan dan mulai berlari menggiring bola. Soojung memicingkan mata untuk melihatnya lebih jelas. Benar! Itu Kang Minhyuk. Perasaan lega, kesal dan senang berbaur menjadi satu. Ia melihat Yonghwa yang tersenyum padanya.

“Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu?” Soojung berteriak pada Yonghwa karena suara riuh supporter yang sangat berisik.

“Aku sudah bilang padamu, jangan mendekam di dalam kamar, sesekali lihatlah berita, terutama berita olah raga. Yah, lihat! Betapa lincahnya dia! Daaaeehaminggukk….!!!” Soojung menutup telinganya mendengar Yonghwa berteriak seperti itu.

“Aiiiissh…!”

Seohyun melihatnya dan memberikan senyum penuh arti. Senyum itu menandakan bahwa semua berjalan dengan baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Soojung membalas senyum itu dan akhirnya ikut berteriak memberikan dukungan pada timnas negaranya.

“Yaaaah…. Kang Minhyuk!! Awas kau tidak memberikan satu gol saja untukku!! Kang Minhyuuuuuk….!!!” Kini giliran Yonghwa menutup telinganya, disusul tawa dari Seohyun.

Minhyuk terlihat pandai membaca situasi. Ia berlari kesana kemari mencari wilayah kosong untuk menerima umpan bola dari rekannya. Ia melihat ada celah dan mencoba untuk tidak terperangkap dalam jebakan offside. Setelah mengecoh lawannya, ia mendapat operan yang bagus dan mengocek bola menuju kotak pinalti, ia dihadang oleh beberapa pemain lawan, Minhyuk mencoba melewatinya tapi tulang keringnya tertahan oleh kaki lawan sehingga membuatnya tersungkur. Tedengar bunyi peluit wasit yang menandakan adanya pelanggaran. Seketika Soojung berdiri. Yonghwa melihat raut khawatir diwajah Soojung.

Minyuk terlihat kesakitan memeluk kakinya sendiri. Para medis datang membawa tandu. Tapi cukup dengan spray pelemas otot ia bisa bangkit lagi walaupun berjalan dengan sedikit pincang. Soojung marah-marah dibuatnya. Sampai terjadi apa-apa dengan Minhyuk ia tidak akan pernah datang dan melihat pertandingan lagi. Bukankah di jegal di tulang kering seperti itu sakitnya luar biasa? Yonghwa hanya menggelengkan kepala memperhatikan kelakuan adiknya.

88 menit berselang kedudukan masih imbang, jika pertandingan selesai dengan kedudukan imbang, kemungkinan akan adanya babak tambahan atau bahkan adu pinalty. Soojung masih dalam posisi yang sama yaitu memegang bendera Korea dan berteriak sekencang-kencangnya. Dan tanpa di duga-duga, seluruh penghuni stadion berteriak goooooll secara bersama-sama termasuk Soojung. Ia melompat-lompat dan memeluk Yonghwa juga Seohyun yang berdiri disampingnya.

“OPPPAAA….! OENNIII….! Aaaaarggh… Kau tahu itu tadi cantik sekali, YAAAAAHH… DAAAEEBAAAK!! Kaaang Minhyuuuuk…!!!” Yonghwa dan Seohyun hanya saling pandang dan tertawa melihat kehebohan Soojung.

“Yeah, kurasa dia memang cocok jadi adik iparku. Bagaimana hyun? Apa kau siap menerima adik baru yang menjadi penentu kemenangan Korea Selatan?” Yonghwa memeluk pundak Seohyun.

“Sangat siap, tapi tergantung gadis kecil ini.” Seohyun mengelus kepala Soojung yang masih memasang senyum lebar.



---- 0 ----


Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 yang membuat Korea Selatan unggul atas Malaysia. Kang Minhyuk, sebagai penentu kemenangan mendapat pelukan hangat dari rekan-rekan setimnya. Beberapa orang berbaur untuk saling memeluk satu sama lain. Disana, di seberang lapangan berdiri seorang gadis yang cemberut padanya. Tapi ekspresi itu justru membuatnya bahagia. Minhyuk mengambil sesuatu dari bench tempat rekan-rekannya berkumpul kemudian berlari ke tempat Soojung berdiri.

Soojung melihat Minhyuk berlari ke arahnya, ia pun berjalan mendatanginya di tengah lapangan yang masih ramai pasca berakhirnya pertandingan.

“Aku merindukanmu.” Minhyuk memberikan senyum cerianya.

“Kojitmal!” Soojung masih cemberut.

“Maaf, setelah pemeriksaan itu, aku mendapat tawaran dari manajer baru untuk kembali memperkuat skuad timnas. Aku mengejar ketertinggalanku sehingga tidak sempat menghubungimu. Beruntung aku bertemu Yong hyung, dan memintanya membawamu kemari. Maafkan aku membuatmu sedih.” Minyuk mensejajarkan pandangannya pada Soojung.

“Aku tidak akan memaafkanmu jika Korea Selatan tidak menang hari ini.” Soojung masih pasang ekspresi datar.

“Dan kau harus bangga memiliki kekasih yang menyelamatkan Korea Selatan dari kekalahan.” Minhyuk membanggakan diri.

“Yah, Syndrome Kang Minyhuk ternyata masih belum hilang.” Gadis itu memutar bola matanya. Minhyuk tertawa melihatnya. Tanpa ragu, ia memeluk Soojung yang sama sekali tidak menolak. Ia sangat bahagia hari ini, selain ia bisa memenangkan pertandingan, ia juga memiliki gadis cantik dan unik yang sangat ia cintai ini.

“Soojung-ah, terima kasih karena telah menjadi penyemangatku hari ini. Dan kuminta jangan pernah mengurung diri di dalam kamar lagi.” Minhyuk melepas pelukannya dan menatap Soojung lekat. “Karena aku tidak ingin dalam satu hari saja tidak melihatmu mulai sekarang.”

Mendengarnya membuat Soojung tersenyum. “Itu semua karena kau oppa! Kupikir aku tidak akan pernah bertemu lagi denganmu.”

“Tidak mungkin, karena setelah ini…” Ia mengeluarkan mini box warna putih kemudian membukanya. Soojung melihat sebuah cincin sederhana tapi terlihat elagan menancap di mini box itu. “Maukah kau menjadi istriku yang selalu ada di dekatku selamanya?”

Soojung menatapnya. Dilihatnya mata Minhyuk yang terlihat bersungguh-sungguh. Tatapan itu, membuat hatinya bergetar. Membuatnya membeku. Membuat bekas luka yang pria ini pernah berikan hilang begitu saja. Dan yang paling terasa, membuat jantungnya berdetak begitu cepat.

“Aku ingin, kau menjadi seseorang yang selalu menjadikanku manusia yang lebih baik, menjadi ibu dari anak-anakku, dan menjadi istri yang sangat kucintai. Will you marry me, Soojungie…”

“Kenapa kau diam saja Soojung-ah? Kau tidak lihat aku sedang melamarmu?” Minhyuk tampak kesal, membuatnya terlihat seperti anak kecil.

“Oppa, kenapa kau melamarku di tengah lapangan bola seperti ini?” Soojung juga terlihat kesal.

“Karena aku mencintaimu, we?” Jawaban macam apa itu?

“Seumur hidupku, aku tidak pernah membayangkan menerima lamaran di tengah lapangan sepak bola dengan pria yang sangat berkeringat seperti ini.” Soojung tersenyum padanya.

“Jadi? Kau menerimaku?” Minhyuk tampak excited.

Soojung hanya menganggukkan kepala dan langsung disambut pelukan erat dari kang Minhyuk. Tanpa disadari, ternyata semua pemain, staff dan penonton masih disana memperhatikan mereka dan ikut bersorak layaknya memenangkan sebuah pertandingan. Yonghwa dan Seohyun juga berdiri disana memberikan senyum pada mereka berdua. Hal ini membuat wajah Soojung semakin merah seperti tomat. Membuat Minhyuk tertawa melihatnya.

Semua pengorbanan mereka terbayar sudah. Hari ini, kebahagiaan yang mereka rasakan bertambah. Kebahagiaan yang akan selalu mereka rasakan. Kebahagiaan yang tidak akan pernah bisa digambarkan oleh siapapun. Kebahagiaan itu, akan mereka pertahankan selamanya.

Di dalam hati, mereka berjanji, kata 'selamat tinggal' tidak akan pernah terucap kembali...


~ End ~